Rilis tahunan memberikan tekanan besar pada perusahaan untuk terus menghadirkan ide-ide baru dan fitur-fitur segar.
Namun, hasilnya terkadang malah terburu-buru dan detail produk kurang diperhatikan.
Jika perusahaan mengurangi frekuensi rilis, mereka akan memiliki lebih banyak waktu untuk fokus pada kualitas ketimbang kuantitas.
Desain yang lebih matang, pengujian yang lebih menyeluruh, dan perangkat yang benar-benar menonjol bisa menjadi hasilnya.
Bayangkan jika peluncuran ponsel dilakukan lebih jarang namun dampaknya lebih besar.
Dulu, Apple dikenal dengan model "tick-tock" yang memungkinkan konsumen tidak merasa ketinggalan teknologi terbaru meskipun melewatkan satu tahun rilis.
BACA JUGA:Google Rilis Fitur Keamanan Baru Android
BACA JUGA:Google Siapkan Sejumlah Pembaruan di Aplikasi Pesan Android, Tingkatkan Pengalaman Pengguna
Namun kini, ada tekanan besar untuk selalu memperbarui ponsel setiap tahun demi mendapatkan fitur terbaru.
Dengan siklus rilis yang lebih panjang, desain ponsel bisa lebih baik, fitur-fitur lebih dipoles, dan keandalan perangkat akan lebih terjaga.
Konsumen Jenuh dengan Siklus Rilis Cepat
Meski demikian, setiap keputusan tentu memiliki dua sisi.
Jika perusahaan memperlambat siklus rilis, mereka bisa tertinggal dalam mengikuti tren teknologi terbaru, belum lagi potensi penurunan pendapatan.
BACA JUGA:Fitur
BACA JUGA:Tren Smartphone Android Kelas Menengah 2024, Teknologi Mumpuni dengan Harga Terjangkau
Konsumen juga mungkin akan kurang tertarik untuk memperbarui ponsel jika harus menunggu terlalu lama untuk model baru.