Penemuan Fosil Anggur Nekemias Mucronata Ubah Sejarah Evolusi Vitaceae

Kamis 03-10-2024,15:59 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Penemuan fosil terbaru tanaman anggur di Eropa telah mengubah pandangan ilmuwan tentang sejarah evolusi keluarga anggur (Vitaceae).

Dalam studi yang diterbitkan di Journal ofSystematics and Evolution (JSE), peneliti Aixa Tosal dari Universitas Barcelona mengungkapkan bahwa spesies nenek moyang tanaman anggur sudah ada di wilayah Eropa sekitar 41 juta tahun yang lalu, jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya.

Spesies baru yang ditemukan, Nekemias mucronata, memberikan wawasan baru tentang penyebaran dan evolusi keluarga tanaman anggur di Eropa dan Asia Tengah.

Sebelumnya, ilmuwan berpendapat bahwa tanaman keluarga anggur baru muncul di Eropa sekitar 23 juta tahun yang lalu.

Namun, dengan penemuan fosil Nekemias mucronata, terbukti bahwa garis keturunan ini sudah hadir di Eropa pada periode Eosen Tengah, sekitar 20 juta tahun lebih awal.

BACA JUGA:Anak Lolos Bintara Polri Jalur Disabilitas, Serka Hendri: Ucapkan Terima Kasih Kapolri

BACA JUGA:Penjabat Bupati Empat Lawang Tinjau Lokasi Kebakaran di Desa Sawah, Muara Pinang

Menariknya, Nekemias mucronata memiliki kemiripan dengan spesies anggur yang ditemukan di Amerika Utara, seperti Nekemias arborea.

Selain itu, tanaman ini hidup berdampingan dengan Ampelopsis hibschii, nenek moyang dari spesies Ampelopsis orientalis yang saat ini hanya ditemukan di Mediterania Timur.

Penemuan ini juga mengungkapkan bahwa Nekemias mucronata memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai kondisi iklim.

Spesies ini mampu tumbuh di daerah dingin dengan suhu musim dingin mencapai -4,6°C, seperti di Kazakhstan pada periode Oligosen, dan juga di daerah yang lebih hangat seperti Semenanjung Iberia.

Adaptasi ini membuat tanaman ini fleksibel, mampu bertahan di berbagai kondisi cuaca dengan curah hujan yang berbeda.

Menurut Thomas Denk dari Museum Sejarah Alam Swedia, penyebaran tanaman anggur mungkin terjadi melalui dua jalur utama:

jembatan darat Atlantik Utara dari India ke Eropa dan Amerika Utara, atau melalui Selat Bering dari Asia Timur ke Amerika sebelum mencapai Eropa.

BACA JUGA:OnePlus 13 Hadir dengan Baterai 6,000mAh, Kalahkan Samsung Galaxy S24 Ultra dan Google Pixel 9 Pro XL

Kategori :