RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Dalam tradisi suku Batak zaman dahulu, Pangulubalang atau Ulubalang dikenal sebagai patung mistis yang berfungsi sebagai pelindung desa.
Patung ini bukanlah patung sembarangan.
Pangulubalang dibuat dari jasad anak kecil yang dikorbankan dengan ritual yang mengerikan demi menjaga kesejahteraan dan keselamatan desa dari ancaman musuh, penyakit, dan bencana.
Pangulubalang merupakan warisan dari masa ketika suku Batak masih menganut kepercayaan animisme.
BACA JUGA:Megalitik Desa Pulau Panggung: Temuan Lumpang Batu dan Arca Manusia di Bawah Naungan Kebun Kopi
BACA JUGA:Jejak Sejarah yang Tersisa di Luar Pulau Jawa, Arca Trimurti Bergaya Majapahit di Palembang
Patung ini biasanya berwujud manusia mini yang diukir dari batu, namun yang membuatnya istimewa adalah proses pembuatan yang melibatkan pengorbanan manusia, khususnya anak kecil.
Menurut legenda, anak tersebut diasuh dan segala permintaannya dituruti hingga mencapai usia sekitar sepuluh tahun.
Tanpa sepengetahuannya, nasib tragis telah menantinya, di mana anak tersebut dikorbankan dengan cara yang brutal—cairan timah mendidih dituangkan ke dalam mulutnya, tubuhnya dipotong-potong, dicampur dengan ramuan khusus, lalu dibakar hingga menjadi abu.
Abu tersebut kemudian digunakan sebagai bahan untuk membuat patung Pangulubalang, yang diyakini mengandung roh dari anak yang telah dikorbankan.
BACA JUGA:Penemuan Arca di Taman Nasional Ujung Kulon Banten Mengungkap Jejak Budaya India di Jawa
BACA JUGA:Penemuan Arca di Taman Nasional Ujung Kulon: Bukti Awal Pengaruh Budaya India di Jawa
Roh inilah yang dipercaya memiliki kekuatan untuk melindungi desa.
Dalam keadaan darurat, roh Pangulubalang dapat memberikan peringatan dini berupa munculnya semut-semut merah di sekitar desa, suara-suara aneh, atau tanda-tanda alam lain yang tidak biasa.
Masyarakat yang peka terhadap tanda-tanda ini dapat segera mengambil tindakan pencegahan.