Malware ini mampu memanipulasi konfigurasi antivirus untuk bertahan lebih lama di sistem yang terinfeksi, bahkan mampu mengidentifikasi lingkungan virtual yang digunakan peneliti keamanan untuk analisis.
BACA JUGA:Google Perketat Keamanan Gmail, Pengguna Wajib Gunakan Metode Akses Lebih Aman
BACA JUGA:MacBook Pro 14-Inci dengan Chip M4 Bocor? Rumor Menjelang Acara Apple Oktober
Ini membuat SYS01 semakin sulit dilacak dan dihapus.
Langkah Pencegahan dan Keamanan
Perusahaan perlu menerapkan sistem filter iklan yang mampu menganalisis konten iklan berbahaya untuk meminimalkan risiko infeksi.
Selain itu, karyawan harus meningkatkan kemampuan mengenali iklan palsu dan menjaga kebersihan siber dengan memperbarui perangkat lunak serta menghapus cookies secara rutin.
BACA JUGA:Lenovo Luncurkan Yoga Pro 7, Performa Premium dengan Layar OLED 2.8K dan Prosesor Ryzen AI 9 365
BACA JUGA:Samsung Galaxy S26 Seperti Apa?
Penggunaan multi-factor authentication (MFA) juga sangat dianjurkan untuk menambah lapisan perlindungan.
SYS01 bukan satu-satunya ancaman infostealer yang ada.
Malware lain seperti Rilide, yang menyamar sebagai ekstensi Google Drive, juga mengincar browser berbasis Chromium seperti Google Chrome dan Microsoft Edge.
Dengan memanfaatkan iklan Google, Rilide mampu memantau aktivitas penjelajahan dan menyuntikkan skrip berbahaya untuk mencuri dana dari bursa kripto.
BACA JUGA:Samsung Galaxy S25 Ultra: Inovasi Terbaru dengan RAM 16GB Siap Diluncurkan 2025
BACA JUGA:Samsung Galaxy A15 4G Terjual 17,3 Juta Unit, Mengalahkan Flagship Galaxy S24 Ultra
Pentingnya Keamanan Proaktif