Di tempat ini, sekitar 25 orang dikubur dalam tiga lubang terpisah.
Radimin, salah satu warga, mengatakan bahwa sebenarnya ada 10 lubang yang digali, namun beberapa di antaranya dibiarkan menganga hingga kini.
"Ini bukti bahwa ini kuburan dan ada saksinya," ujar Supardi, pengurus Yayasan Korban Pembunuhan 1965/1966 Cabang Pati.
BACA JUGA:Legenda Raden Kamandaka di Goa Jatijajar: Perpaduan Keindahan Alam dan Sejarah
BACA JUGA:Penelitian Prasejarah di Kepulauan Banda: Mengungkap Peradaban Kuno di Pulau Karaka
5. Sejarah Hitam di Hutan Darupono
Hutan Jati di Darupono, Kendal, menyimpan cerita serupa.
Para korban dipaksa menggali lubang mereka sendiri sebelum dieksekusi.
Setelah pembantaian, masyarakat sering melaporkan penampakan sosok-sosok tanpa kepala di sekitar hutan tersebut, menambah suasana mistis yang menyelimuti tempat itu.
BACA JUGA:Menilik Sejarah Jembatan Cikacepit Pangandaran, Jembatan Kereta Api Terpanjang di Indonesia
BACA JUGA:Sejarah Kebun Raya Bogor, Dari Fokus Herbal hingga Pusat Penelitian Ilmiah
Peristiwa pembantaian 1965-1966 akan selalu menjadi bagian dari sejarah kelam Indonesia.
Kuburan-kuburan massal di Jawa Tengah seperti di Tanah Kafir, Hutan Jeglog, hingga Makam Plumbon menyimpan kenangan duka bagi para korban yang dieksekusi tanpa peradilan yang adil.
Hingga kini, jejak-jejak kelam itu masih menjadi pengingat akan pentingnya menjaga kemanusiaan dan keadilan di tengah gejolak politik. **