RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Jaya Perkasa adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah kerajaan Pajajaran, terutama setelah keruntuhannya.
Ia dikenal sebagai seorang pejabat tinggi yang kemudian menjadi Patih di Kerajaan Sumedang Larang, kerajaan penerus Pajajaran.
Setelah Pajajaran jatuh ke tangan Kesultanan Banten, Jaya Perkasa berperan besar dalam menyelamatkan Mahkota Pajajaran.
Mahkota tersebut diserahkan kepada Raja Sumedang sebagai tanda bahwa Sumedang Larang menjadi penerus sah Pajajaran.
Pada masa pemerintahan Prabu Geusan Ulun di Sumedang, terjadilah perang antara Sumedang dan Kesultanan Cirebon.
Konflik ini dipicu oleh pelarian Harisbaya, selir Sultan Cirebon (Panembahan Ratu), yang dibawa kabur oleh Prabu Geusan Ulun dengan dukungan penuh dari Jaya Perkasa.
BACA JUGA:Bioskop Zaman Kolonial, Dari Gambar Idoep Hingga Dominasi Pengusaha Tionghoa
BACA JUGA:Ternyata Ini Artis Pelopor Adegan Panas di Perfilman Indonesia
Perang ini berlangsung sengit dan menyebabkan Sumedang harus memindahkan ibu kotanya untuk menghindari serangan dari Cirebon.
Selain itu, Sumedang terpaksa menyerahkan sebagian wilayah kekuasaannya, yang kini menjadi Kabupaten Majalengka, kepada Cirebon sebagai tebusan.
Nasib Jaya Perkasa hingga kini masih menjadi misteri.
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ia gugur dalam pertempuran melawan Cirebon.
Namun, ada juga yang berpendapat bahwa Jaya Perkasa mengalami moksa, yaitu suatu keadaan di mana seseorang meninggalkan dunia secara spiritual dan fisik tanpa meninggalkan jasad.
Petilasan Jaya Perkasa dapat ditemui di daerah Deyueh Luhur, Sumedang. Tempat ini memiliki aturan khusus bagi para peziarah, yaitu larangan menggunakan batik.
BACA JUGA:Harga Lukisan Van Gogh Capai 1 Triliun Rupiah, Kisah Tragis di Balik Sang Pelukis Terkenal