Mengenal Kwa Wan Hong, Pelopor Pabrik Es Batu Pertama di Indonesia

Jumat 20-09-2024,08:56 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Es batu, yang kini menjadi pelengkap minuman sehari-hari, ternyata memiliki sejarah panjang dan menarik sebelum dikenal luas di Indonesia.

Awalnya, es batu hanya dapat dinikmati oleh para petinggi Belanda dengan harga yang sangat mahal. 

Di masa kolonial, es batu dijual seharga 10 gulden untuk 500 gram, jumlah yang cukup besar pada zamannya.

Es batu pertama kali masuk ke Indonesia pada tahun 1846 melalui pesanan Roselie en Co, diimpor dari Boston, Amerika Serikat. 

BACA JUGA:Harga Lukisan Van Gogh Capai 1 Triliun Rupiah, Kisah Tragis di Balik Sang Pelukis Terkenal

BACA JUGA:Hasil Verifikasi KPU Empat Lawang, Paslon Budi Antoni Aljufri dan Henny Verawati Belum Memenuhi Syarat

Pengiriman es batu ke Batavia (Jakarta) ini tercatat dalam surat kabar Javasche Courant. 

Karena es balok mudah mencair, digunakan bahan tambahan seperti garam dan amonia untuk menjaga suhunya tetap rendah selama perjalanan. 

Selain itu, kain wol juga digunakan untuk melindungi es agar tidak cepat meleleh.

Bagi masyarakat pribumi, es batu adalah barang aneh. 

BACA JUGA:Menilik Sejarah Jembatan Cikacepit Pangandaran, Jembatan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

BACA JUGA:Prasasti Babilonia Terungkap: Peta Dunia Tertua dan Kepercayaan Kuno

Mereka menyebutnya sebagai "kristal ajaib" yang bisa membuat air menjadi dingin dan membuat tangan beku saat disentuh. 

Namun, semua berubah ketika seorang Tionghoa-Indonesia kelahiran Semarang, Kwa Wan Hong, mengambil langkah besar.

Pada tahun 1885, Kwa Wan Hong mendirikan pabrik es batu balok pertama di Indonesia yang diberi nama N.V. Ijs Fabriek Hoo Hien di Semarang. 

Kategori :