Harga Lukisan Van Gogh Capai 1 Triliun Rupiah, Kisah Tragis di Balik Sang Pelukis Terkenal

Kamis 19-09-2024,21:26 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Vincent Willem van Gogh, nama yang dikenal luas sebagai salah satu pelukis terbesar dalam sejarah seni Eropa, bukan hanya terkenal karena karyanya yang menakjubkan, tetapi juga karena hidupnya yang penuh tragedi dan kekacauan mental. 

Meski banyak dianggap gila dan hidup dalam kemiskinan, lukisan-lukisannya kini dihargai hingga lebih dari 1 triliun rupiah. 

Lantas, bagaimana kisah hidup dan seni Van Gogh yang mengilhami penilaian ini?

Lahir pada 30 Maret 1853 di Groot Zundert, Belanda, Van Gogh adalah anak sulung dari enam bersaudara.

BACA JUGA:Menilik Sejarah Jembatan Cikacepit Pangandaran, Jembatan Kereta Api Terpanjang di Indonesia

BACA JUGA:Prasasti Babilonia Terungkap: Peta Dunia Tertua dan Kepercayaan Kuno

Ayahnya seorang pendeta Protestan, sementara Vincent dikenal sebagai sosok yang muram, gelisah, dan temperamental, tetapi sangat cerdas. 

Karyanya mencerminkan perasaan emosional dan spontanitas yang mencolok, khas aliran post-impressionism.

Dalam surat-suratnya kepada saudara tercintanya, Theo, Van Gogh menggambarkan kehidupan dan perjuangannya, yang diterbitkan pada tahun 1911. 

Dari bekerja di dunia seni sebagai rekanan pamannya hingga menjalani kehidupan sebagai misionaris, Van Gogh mengalami banyak perubahan karier sebelum akhirnya memutuskan untuk serius dalam seni lukis.

BACA JUGA:Sejarah Singkat Keris Penta, Sebuah Simbol Gaman Pangeran dan Kesatria

BACA JUGA:S.K. Trimurti: Pahlawan Nasional Wanita yang Jarang Diketahui

Pada usia 27 tahun, Van Gogh kembali ke Belanda dan menciptakan karya ikonik "The Potato Eaters" (1885) yang menggambarkan kemiskinan dan kesedihan. 

Meskipun dia menghadapi kritik dari gurunya dan kesulitan dalam akademi seni di Antwerpen, Van Gogh terus mengeksplorasi gaya lukisan dengan pengaruh dari pelukis seperti Peter Paul Rubens dan Hokusai.

Perubahan signifikan terjadi ketika Van Gogh pindah ke Paris pada 1886 dan kemudian ke Arles pada 1888. 

Kategori :