Investasi Geothermal Indonesia Capai 8,7 Miliar Dolar AS dalam 10 Tahun Terakhir

Rabu 18-09-2024,15:59 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa investasi di sektor energi panas bumi atau geothermal di Indonesia telah mencapai angka yang mengesankan.

Dalam sepuluh tahun terakhir, akumulasi investasi di sektor ini telah mencapai 8,7 miliar dolar AS.

Pernyataan ini disampaikan Bahlil saat membuka acara Indonesia International Geothermal di Jakarta Convention Center pada Rabu (tanggal).

Indonesia merupakan negara dengan potensi geothermal terbesar di dunia, menguasai sekitar 40 persen dari total potensi global, setara dengan 24 gigawatt.

Saat ini, kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) di Indonesia mencapai 2,6 gigawatt, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kapasitas PLTP terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat.

BACA JUGA:Rekrutmen KPPS di Kabupaten Empat Lawang Disambut Antusias Warga

BACA JUGA:IPNU Kabupaten Empat Lawang Ajak Pemilih Pemula Tolak Money Politik di Pilkada 2024

Menurut Bahlil, investasi dalam pembangunan PLTP tumbuh delapan kali lipat dalam satu dekade terakhir.

Pada tahun 2024, nilai investasi di sektor ini diperkirakan mencapai 8,7 miliar dolar AS.

Pembangunan PLTP tidak hanya mendukung pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan lapangan kerja bagi sekitar 900 ribu orang serta memberikan kontribusi sebesar Rp16 triliun untuk perekonomian nasional.

Selain dampak ekonomi, sektor geothermal juga berperan penting dalam pengurangan emisi karbon.

Setiap tahun, PLTP di Indonesia berhasil mengurangi emisi sebesar 17,4 juta ton CO2, yang berkontribusi pada upaya mitigasi perubahan iklim.

BACA JUGA:Dispenda Empat Lawang Targetkan PAD 2024 dari Pajak Sebesar Rp 40 Miliar

BACA JUGA:Bocah Dua Tahun Didiagnosis Kanker Langka Setelah Ibunya Melihat Cahaya Aneh di Matanya

Bahlil menambahkan bahwa kapasitas listrik nasional saat ini mencapai 93 gigawatt, dengan 15 persen atau sekitar 17,7 gigawatt berasal dari energi baru terbarukan (EBT). Pemerintah menargetkan peningkatan porsi EBT dalam bauran energi nasional menjadi 23 persen pada tahun 2025.

Kategori :