RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Ketika membahas sejarah asal-usul nama 'Melayu', ada satu fakta yang kerap kali diabaikan atau bahkan sengaja disembunyikan oleh sebagian pihak.
Fakta tersebut adalah catatan tentang Maleu-kolon yang muncul pada abad ke-2 dalam karya ilmuwan Yunani, Ptolemy.
Catatan ini mencatat nama wilayah yang diyakini merujuk pada kawasan yang kini dikenal sebagai Nusantara atau Semenanjung Melayu.
Namun, muncul pertanyaan menggelitik: apakah ada pihak yang mencoba “meringankan” sejarah panjang ras Melayu dengan mengabaikan catatan penting ini?
Padahal, jika ditelusuri lebih dalam, Maleu-kolon merupakan bukti bahwa eksistensi Melayu sudah diakui jauh sebelum banyak teori sejarah modern berkembang.
BACA JUGA:Pertarungan Sunan Kalijaga dan Prabu Siliwangi: Adu Kesaktian yang Legendaris
BACA JUGA:Enzo Maresca Sindir Erik ten Hag?
Ada pula anggapan bahwa penemuan peta Maleu-kolon ini baru muncul belakangan, bahkan ada yang menyebutnya baru ditemukan di abad modern.
Apakah jika peta tersebut baru diungkapkan pada tahun 2024 sekalipun, hal tersebut akan mengurangi validitasnya?
Selama catatan dan bukti fisik peta dari abad ke-2 tersebut tetap terjaga tanpa ada perubahan, klaim ini tetap sahih.
Yang jelas, sejarahwan dunia tidak mudah untuk dibohongi. Setiap fakta sejarah harus melalui proses verifikasi yang ketat.
Jika catatan Maleu-kolon ini tidak benar atau dianggap manipulatif, tentu hal ini akan mencederai reputasi Ptolemy sebagai ilmuwan besar dan sekaligus merusak kredibilitas para ahli sejarah.
BACA JUGA:Jaga Sinergitas, Lapas Empat Lawang Terima Kunjungan Anggota Polres Empat Lawang
BACA JUGA:Raden Walangsungsang: Pendiri Cirebon yang Berperan Besar dalam Sejarah Nusantara
Fakta sejarah ini penting untuk terus dipelajari dan dipahami, karena mengungkap masa lalu yang kaya akan pengetahuan.