RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Vladimir Putin diperkirakan akan mengunjungi Turki pada awal Oktober, setelah beberapa kali membatalkan kunjungan yang direncanakan sebelumnya.
Namun, kunjungan ini diwarnai dengan ultimatum dari Presiden Rusia tersebut kepada Turki, di tengah kekhawatiran akan rencana pembunuhan terhadapnya.
Kremlin dilaporkan telah menyampaikan kepada Ankara bahwa Putin ingin pesawat kepresidenannya dikawal oleh jet tempur Rusia selama perjalanan ke Ankara.
Langkah ini diambil setelah kekhawatiran bahwa Ukraina dapat menembak jatuh pesawat kepresidenan Rusia dalam perjalanan menuju Turki.
BACA JUGA:Penemuan Benteng Kuno Berusia 3.000 Tahun di Mesir
BACA JUGA:Penemuan Pisau Belati Kristal Berusia 5000 Tahun di Makam Megalitik Montelirio Tholos
Rusia dan Turki telah membahas kunjungan resmi Presiden Putin selama hampir dua tahun.
Alasan pembatalan sebelumnya disebut karena pemilihan umum di Rusia, namun kekhawatiran akan ancaman pembunuhan juga diduga kuat menjadi alasan penundaan.
Pada Juli tahun ini, Kepala Intelijen Ukraina, Kyrylo Budanov, mengungkapkan bahwa telah terjadi beberapa upaya untuk membunuh Putin.
Namun, Budanov tidak menjelaskan apakah pemerintah Ukraina terlibat dalam upaya tersebut.
BACA JUGA:Kondom Firaun Berusia 3.000 Tahun Ditemukan Ilmuan di Makam Tutankhamun
BACA JUGA:Ilmuwan Temukan Data Genetik Tertua dari Gigi Fosil Paranthropus Robustus Berusia 2 Juta Tahun
Permintaan Putin agar jet tempur Rusia mendarat di Ankara menimbulkan dilema bagi Turki, yang merupakan anggota NATO.
Sistem pertahanan udara NATO di Turki mungkin akan mendeteksi jet tempur Rusia sebagai ancaman, sehingga memicu spekulasi bahwa Ankara akan menonaktifkan sistem pertahanan tersebut demi memenuhi permintaan Putin.
Dua mantan duta besar Turki mengatakan kepada Middle East Eye (MEE) bahwa permintaan Rusia ini sangat tidak biasa.
Salah satu dari mereka menyatakan, "Pemerintah Turki mungkin akan mengirim jet tempur untuk mengawal kepala negara asing sebagai gestur, namun saya tidak pernah mendengar adanya kepala negara yang ingin membawa jet tempurnya sendiri."
BACA JUGA:Kebakaran Rumah Panggung Berusia Puluhan Tahun di Baturaja, Vespa Antik Turut Terbakar!
BACA JUGA:Penemuan Saluran Kuno Berusia 2.800 Tahun di Yerusalem: Misteri di Bawah Tanah
Selain itu, tim keamanan Kremlin juga menyampaikan kekhawatiran soal penginapan di Ankara.
Mereka merasa hotel-hotel besar di ibu kota Turki, seperti Hilton, Sheraton, dan JW Marriott, yang dimiliki oleh perusahaan AS, tidak aman.
Rusia dilaporkan meminta agar Ankara menyediakan rumah tamu pemerintah bagi Presiden Putin, yang lagi-lagi melanggar protokol diplomatik.
Meski demikian, Putin dilaporkan sangat ingin mempererat hubungannya dengan Turki.
BACA JUGA:Pemkab Empat Lawang dan PLN Lubuk Linggau Tandatangani Perjanjian Kerjasama PBJT-TL
BACA JUGA:Misteri Kematian di Dyatlov Pass, Kasus Tak Terpecahkan di Pegunungan Rusia
Hubungan kedua negara memang sempat mengalami pasang surut, terutama setelah Ankara memasok senjata ke Kyiv awal tahun ini.
Namun, di sisi lain, Moskow ingin meningkatkan kerja sama perdagangan dengan Turki.
Kedua negara juga tengah membahas pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir kedua di Sinop, setelah proyek serupa di Akkuyu, serta rencana mendirikan pusat gas di Turki bagian barat. **