RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - RM Panji Sosrokartono, sosok pahlawan bangsa yang sering terlupakan, lahir pada tahun 1877 di Jepara.
Ia adalah kakak kandung dari Raden Ajeng Kartini, dan dikenal sebagai seorang jenius yang menguasai 27 bahasa asing serta 10 bahasa Nusantara.
Dengan kecerdasannya yang luar biasa, ia menjadi pribumi pertama yang kuliah di luar Hindia-Belanda, di Universitas Leiden pada tahun 1898.
Sosrokartono, yang dikenal sebagai "De Javanese Prins" (Pangeran Jawa) oleh masyarakat Eropa dan Amerika, memiliki kecerdasan, ketampanan, dan kepopuleran yang membuatnya digandrungi banyak orang.
BACA JUGA:Kalong Aru, Kelelawar Langka Indonesia yang Terancam Punah
BACA JUGA:Portulaka, Bunga Pukul Sembilan yang Cantik dan Penuh Manfaat
Namun, kehidupan Sosrokartono lebih dari sekadar tampilan luar. Dalam kariernya sebagai wartawan, ia sempat menjadi koresponden untuk The New York Herald selama Perang Dunia I.
Kemampuannya dalam menerjemahkan bahasa membuatnya dipercaya sebagai penerjemah tunggal di Liga Bangsa-Bangsa, sebuah prestasi yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat Indonesia.
Di sisi lain, sosoknya dikenal bersahaja dan dermawan.
Sekembalinya ke tanah air, ia lebih memilih mengabdikan dirinya untuk rakyat, membuka klinik sederhana di Bandung di mana ia sering membantu menyembuhkan orang hanya dengan doa dan sentuhan.
Walaupun memiliki kedudukan tinggi dan kesempatan untuk hidup mewah, Sosrokartono memilih hidup sederhana hingga akhir hayatnya.
BACA JUGA:Jamur Tudung Pengantin, Keunikan dan Manfaat yang Belum Banyak Dikenal
BACA JUGA:Jalak Tunggir-abu, Burung Endemik Bali yang Terancam Punah
Ketika wafat pada tahun 1951, beliau dikebumikan di Kudus, di samping makam orang tuanya.
Peninggalannya hanyalah selembar kain bersulam huruf Alif, simbol kerendahan hati dan spiritualitas yang mendalam.