Tradisi Mengikat Kaki di China, Penderitaan Ribuan Wanita Selama Berabad-abad

Selasa 10-09-2024,07:57 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Tradisi mengikat kaki atau foot binding merupakan salah satu bentuk penderitaan fisik yang dialami oleh perempuan di China pada zaman dahulu.

Praktik ini bertujuan untuk menghentikan pertumbuhan kaki perempuan dan dilakukan demi mencapai standar kecantikan yang saat itu dianggap ideal.

Tradisi tersebut dikenal telah menimbulkan penderitaan yang luar biasa bagi wanita China, terutama di masa-masa dinasti terdahulu.

Pengikatan kaki biasanya dimulai sejak usia dini, antara empat hingga tujuh tahun.

BACA JUGA:Dueling, Tradisi Pertarungan Sampai Mati untuk Menjaga Kehormatan di Abad 15-20

BACA JUGA:Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia

Pada usia ini, tulang-tulang kaki anak perempuan masih lunak, sehingga proses pengikatan bisa menghentikan pertumbuhan kaki mereka secara permanen.

Keluarga dari kalangan miskin biasanya memulai proses ini lebih lambat, karena mereka memerlukan bantuan anak perempuan untuk bekerja di sawah dan pekebunan.

Tradisi ini pertama kali muncul pada masa akhir Dinasti Tang (618-907 M) dan mulai menyebar di kalangan kelas atas pada era Dinasti Song (690-1297 M).

Seiring berjalannya waktu, praktik ini terus berlanjut hingga zaman Dinasti Ming (1368-1644 M) dan Dinasti Qing (1644-1911 M).

BACA JUGA:Tradisi Potong Jari, Ekspresi Kesedihan Ekstrem di Pegunungan Tengah Papua

BACA JUGA:Ritual Tiwah, Upacara Sakral Pengantaran Arwah Suku Dayak ke Sandung

Selama lebih dari seribu tahun, tradisi mengikat kaki telah menjadi bagian dari budaya China yang merugikan kaum perempuan.

Namun, tidak semua kelompok etnis di China mengikuti tradisi ini.

Dua kelompok yang dikenal menghindari budaya mengikat kaki adalah bangsa Manchu, yang merupakan kelompok penguasa pada masa Dinasti Qing, dan kelompok migran Hakka.

Kelompok Hakka termasuk salah satu komunitas termiskin di China, namun mereka tidak melestarikan tradisi pengikatan kaki seperti masyarakat lainnya.

BACA JUGA:Fahombo, Tradisi Lompat Batu yang Sarat Akan Makna Budaya Nias

BACA JUGA:Tradisi Unik Sepak Bola Api di Banyuwangi, Perpaduan Olahraga dan Keberagaman Budaya

Tradisi mengikat kaki baru secara resmi dilarang pada awal abad ke-20, tepatnya setelah revolusi Sun Yat Sen pada tahun 1911.

Setelah revolusi tersebut, masyarakat mulai meninggalkan tradisi ini, namun dampaknya telah dirasakan oleh sekitar satu miliar perempuan China yang mengalami penderitaan akibat pengikatan kaki selama berabad-abad.

Pengikatan kaki bukan hanya sebuah simbol kecantikan, namun juga bentuk pengendalian sosial dan budaya yang mengungkung wanita selama lebih dari satu milenium.

Tradisi ini telah menjadi bagian gelap dari sejarah China, mengingat penderitaan fisik yang harus dialami oleh para perempuan yang terjebak dalam norma dan standar yang dipaksakan oleh masyarakat. **

 

 

Kategori :