RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Perang Paregreg merupakan salah satu titik balik dalam sejarah Majapahit yang mengakibatkan kemerosotan wibawa dan pengaruhnya di Nusantara.
Puncak perang ini terjadi ketika Majapahit berhasil menaklukkan Kedaton Pamotan yang dipimpin oleh Bre Wirabhumi.
Meskipun Bre Wirabhumi berhasil ditumbangkan, insiden yang terjadi selama pertempuran membawa dampak besar bagi hubungan internasional Majapahit, terutama dengan Kekaisaran Cina Dinasti Ming.
Saat serangan berlangsung, utusan dari Kekaisaran Cina, Dinasti Ming, sedang berada di Pamotan.
BACA JUGA:Jenazah Puput Novel Dimakamkan di Sanjaya, Isak Tangis Pecah di Pemakaman
BACA JUGA:Kontingen Sumsel Raih Tiga Medali di Ajang KSM dan Myres 2024
Akibat dari pertempuran tersebut, sekitar 150 tamu utusan dari Cina tewas, yang memicu ketegangan diplomatik.
Kekaisaran Ming, sebagai respons atas kematian para utusannya, menuntut ganti rugi sebesar 60.000 tahil emas, atau setara dengan satu triliun enam ratus sembilan belas miliar tiga ratus lima puluh dua juta rupiah.
Majapahit, yang pada saat itu sedang menghadapi kondisi militer yang lemah pasca Perang Paregreg, akhirnya menyetujui tuntutan tersebut.
Namun, akibat kondisi ekonomi yang belum pulih, Majapahit hanya mampu membayar 10.000 tahil emas dalam dua tahun pertama, atau sekitar 16,67% dari jumlah yang diminta.
Melihat kondisi ini, Kekaisaran Ming akhirnya memutuskan untuk membebaskan Majapahit dari hutang.
BACA JUGA:Tradisi Kasim, Sejarah Unik Pengebirian di Berbagai Kebudayaan Dunia
BACA JUGA:Sejarah dan Legenda Tuban: Dari Pusat Perdagangan Hingga Kota Seribu Julukan
Meskipun masalah dengan Kekaisaran Cina dapat diselesaikan, dampaknya terhadap wibawa Majapahit sangat besar.
Negeri-negeri taklukan, terutama di Sumatra, mulai memberontak dan lebih memilih mengirimkan upeti kepada Kekaisaran Cina daripada kepada Majapahit.