RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Perkawinan antara Sunan Gunung Jati dan Nyimas Kawunganten menjadi salah satu kisah sejarah yang menarik, terutama dalam konteks perkembangan Islam di tanah Banten.
Nyimas Kawunganten, yang merupakan istri kedua Sunan Gunung Jati, berasal dari keluarga kerajaan Banten.
Dari perkawinan ini, lahirlah Hasanudin, yang kelak dinobatkan sebagai Sultan Banten pertama.
Kisah cinta ini tercatat dalam beberapa naskah sejarah Cirebon, salah satunya dalam Naskah Mertasinga Pupuh XVIII.11-16.
BACA JUGA:Asal-Usul Keris Sangyang Naga, Pusaka Sunan Gunung Jati
BACA JUGA:Pangeran Bratakelana, Putra Sunan Gunung Jati Terbunuh oleh Bajak Laut
Diceritakan bahwa hubungan mereka dimulai ketika Ratu Krawang, seorang bangsawan yang datang ke Banten untuk masuk Islam, memperkenalkan Nyimas Kawunganten kepada Sunan Gunung Jati.
Nyimas Kawunganten, yang saat itu berada dalam masa kecantikannya, berhasil menarik perhatian sang Sunan.
Dalam pertemuan tersebut, Sunan Gunung Jati menanyakan asal-usul Nyimas Kawunganten kepada Ratu Krawang.
Ratu Krawang menjelaskan bahwa Nyimas Kawunganten adalah putri dari Raja Cangkuang, keturunan Pakuan Pajajaran.
BACA JUGA:Kisah Perkawinan Sunan Gunung Jati dengan Nyimas Kawunganten: Awal Mula Kerajaan Banten
BACA JUGA:Kisah Sejarah Wafatnya Pangeran Pasarean, Putra Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati kemudian menyampaikan niatnya untuk meminang Nyimas Kawunganten kepada ayahnya, Permadi Puti.
Dengan izin dan restu dari keluarga, perkawinan tersebut pun berlangsung.
Perkawinan Sunan Gunung Jati dan Nyimas Kawunganten melahirkan dua anak, yakni Ratu Winaon dan Pangeran Sebakingkin.