Sejarah Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Indonesia: Dari Tillema hingga Krisis Keuangan Kelas Menengah

Rabu 04-09-2024,13:59 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

Hygiea pun sukses besar di pasaran, terutama di kalangan orang Eropa dan pribumi elite.

Tillema tidak hanya berhasil meraih kekayaan, tetapi juga tercatat sebagai inovator yang mengubah kebiasaan konsumsi air masyarakat Indonesia.

Meski begitu, setelah Indonesia merdeka, Hygeia tidak lagi beroperasi, namun jejaknya tetap menjadi inspirasi bagi banyak pengusaha AMDK lainnya yang kemudian bermunculan.

Meski AMDK telah lama hadir sebagai bagian dari budaya konsumsi di Indonesia, Bambang Brodjonegoro mengingatkan bahwa tingginya ketergantungan masyarakat terhadap air kemasan telah membawa dampak finansial yang signifikan.

BACA JUGA:Resmi, Pembuatan SIM Baru Kini Bisa Pakai NIK KTP, Begini Syarat dan Biaya Terbarunya

BACA JUGA:KPU Empat Lawang Kembalikan Berkas Pendaftaran HBA-Henny

Dalam konteks ekonomi saat ini, kebiasaan mengonsumsi AMDK dapat mengurangi pendapatan bersih yang seharusnya dapat digunakan untuk kebutuhan lain.

Kisah Hygeia yang dulu mengubah kebiasaan hidup masyarakat kini berbalik menjadi beban bagi sebagian besar warga kelas menengah.

Bukan hanya sekadar air minum, AMDK kini menjadi simbol dari kebiasaan konsumtif yang mungkin perlu dievaluasi kembali oleh masyarakat.

 

 

 

 

 

 

 

Kategori :