RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Profesi pawang hewan bukanlah profesi yang mudah. Dibutuhkan keahlian khusus dan keberanian tinggi untuk bisa mengendalikan hewan, baik yang jinak maupun buas.
Salah satu sosok inspiratif dalam bidang ini adalah Sutirah, pawang hewan wanita pertama di Indonesia.
Lahir di Bandung pada tahun 1863, Sutirah sejak kecil sudah menunjukkan kemampuan unik dalam berinteraksi dengan hewan di sekitarnya.
Di usia muda, Sutirah sudah dikenal oleh penduduk sekitar karena keahliannya mengurus dan menaklukkan hewan ternak yang sering bermasalah.
BACA JUGA:Penemuan Sisa Makanan di Pompeii Ungkap Diet dan Gaya Hidup Romawi Kuno
BACA JUGA:18 Srikandi Ramaikan Pilkada Serentak 2024 di Sumsel, Diantaranya Hj Hepy Safriani di Kota Pagaralam
Mulai dari menenangkan kerbau dan sapi yang mengamuk hingga menangani biawak, ular, dan buaya yang masuk ke perkampungan.
Keberanian dan keterampilannya dalam menghadapi hewan-hewan ini membuat Sutirah menjadi sosok yang disegani.
Keahlian Sutirah tidak hanya dikenal di desanya saja.
Suatu hari, ia dipanggil ke sebuah perkebunan teh di Jawa Barat untuk membantu menghalau macan tutul yang sering mengganggu para pekerja pemetik teh.
Dengan keberaniannya, Sutirah berhasil mengusir macan tutul tersebut dan melindungi para pekerja.
Keberhasilan ini membuat Sutirah dipekerjakan oleh dierenbescherming Agentschappen, lembaga pengawasan hewan yang dibentuk oleh pemerintah kolonial.
BACA JUGA:9 Senjata Tradisional Indonesia dan Sejarahnya yang Menarik
BACA JUGA:Joncik Muhammad Jalani Tes Kesehatan di RSUP Dr Mohammad Hoesin Palembang
Tidak hanya di Indonesia, Sutirah juga mendapat kesempatan untuk bekerja sama dengan Carl Wilhelm Weber, seorang peneliti fauna berkebangsaan Belanda kelahiran Jerman.