Para sekutu dan taklukannya mulai mengambil kesempatan untuk melepaskan kesetiaan mereka kepada sang raja.
Pada akhirnya, mereka memilih bergabung dengan para pemberontak yang ingin menumbangkan kekuasaan Amangkurat I.
BACA JUGA:Lokasi Tes CPNS di Bengkulu
BACA JUGA:Wolves Incar Wilfried Zaha sebagai Pengganti Pedro Neto
Sejarawan de Graff dalam bukunya Runtuhnya Istana Mataram (1987) menyebutkan bahwa peralihan dukungan dari para loyalis dan pembesar Jawa kepada kelompok pemberontak menyebabkan pertahanan Mataram runtuh dari dalam.
Pada Juli 1677, istana Amangkurat I berhasil direbut oleh pasukan Madura yang dipimpin oleh Raden Trunojoyo.
Amangkurat I sendiri berhasil melarikan diri sebulan sebelum istana jatuh, tetapi nasibnya tetap tragis.
Setelah melarikan diri, Amangkurat I mencoba mengumpulkan kembali kekuatan di Imogiri, namun upayanya sia-sia.
Dalam pelariannya ke arah barat, ia meninggal di tengah perjalanan di sekitar Wanayasa dan Ajibarang, menutup lembaran akhir dari pemerintahannya yang penuh dengan darah dan kekerasan.