Namun, bila ia menampakkan diri dengan baju merah, Sumiati dikatakan berubah menjadi jahat dan bisa mencelakai siapa pun yang berada di dekatnya.
BACA JUGA:Misteri Penyakit Diplomatik di Havana, Penyebab Belum Diketahui, Tensi Diplomatik Meningkat
BACA JUGA:Misteri Kematian di Dyatlov Pass, Kasus Tak Terpecahkan di Pegunungan Rusia
Versi ketiga mengisahkan bahwa Sumiati hanya menargetkan para supir angkot atau tukang becak.
Ini karena konon, pelaku yang telah memperkosanya dan membunuhnya dahulu adalah supir angkot atau tukang becak.
Maka dari itu, hantu Sumiati diyakini hanya akan mengganggu atau bahkan mencelakai mereka yang bekerja sebagai supir angkot atau tukang becak, terutama jika mereka melintas di lokasi-lokasi tertentu di Makassar pada waktu-waktu tertentu.
Pesan di Balik Cerita
BACA JUGA:Misteri Kapal Hantu Mary Celeste di Lautan Atlantik
Meski terdengar menyeramkan, cerita hantu Sumiati ini juga bisa dianggap sebagai peringatan atau simbol dari ketidakadilan yang dialami oleh perempuan.
Ia menggambarkan bagaimana trauma dan penderitaan yang dialami oleh korban kekerasan dapat terus hidup dalam ingatan masyarakat.
Terlepas dari apakah kamu percaya atau tidak dengan cerita hantu ini, satu hal yang pasti: kisah hantu Sumiati telah menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah dan budaya Makassar.
Sebuah legenda yang tak hanya menakutkan, tetapi juga mengingatkan kita akan pentingnya perlindungan terhadap perempuan dan melawan segala bentuk kekerasan. ***