RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada tahun 1587, John White memimpin sekelompok orang dari Inggris untuk mendirikan koloni Inggris di Pulau Roanoke, yang merupakan bagian dari rangkaian pulau penghalang yang sekarang dikenal sebagai Outer Banks di Carolina Utara.
Namun, ketika White kembali tiga tahun kemudian setelah pergi untuk mencari pasokan tambahan, ia mendapati koloni tersebut telah ditinggalkan dengan sangat rapi.
Rumah-rumah dan benteng-benteng yang ada telah dibongkar dengan hati-hati, tanpa meninggalkan jejak perlawanan atau tanda-tanda serangan.
Sebelum meninggalkan koloni, White telah memberi instruksi kepada para koloninya bahwa jika mereka diambil paksa, mereka harus mengukir tanda salib pada pohon terdekat.
BACA JUGA:Legenda 'The Big Grey Man' yang Menghantui Puncak Ben Macdui di Skotlandia
BACA JUGA:Misteri Puluhan Anjing Melompat di Jembatan Overtoun
Namun, ketika White kembali, ia tidak menemukan tanda salib tersebut.
Satu-satunya petunjuk yang ditemukan adalah kata “Croatoan” yang terukir pada sebuah tiang. "Croatoan" adalah nama suku asli yang dikenal bersahabat dengan para pemukim Inggris.
White pun berasumsi bahwa para kolonis mungkin telah pindah ke Pulau Croatoan, yang sekarang dikenal sebagai Hatteras.
Penyelidikan lanjutan mengungkapkan klaim bahwa para kolonis mungkin telah dibantai oleh suku Powhatan.
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Penjaga Mercusuar Flannan Isles, Teka-Teki yang Tak Terpecahkan Sejak Tahun 1900
BACA JUGA:Misteri Hilangnya Paula Jean Welden - Kisah Kelam di Long Trail
Namun, tidak ada bukti arkeologis yang mendukung teori ini. Penelitian ulang terhadap sumber-sumber utama menunjukkan bahwa jika memang ada pembantaian yang terjadi, itu bukan terhadap kelompok kolonis ini, melainkan kelompok lain yang tiba lebih awal.
Teori yang lebih kuat dan bertahan lama adalah bahwa para kolonis mungkin telah berbaur dengan suku Croatoan atau suku lokal lainnya.
Namun, hingga saat ini, tidak ada bukti DNA yang dapat mengidentifikasi keturunan dari koloni tersebut.