RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Kerajaan Nagur, yang juga dikenal sebagai Kerajaan Nakur, merupakan salah satu kerajaan tertua di Sumatra Timur, dengan sejarah yang tercatat sejak abad ke-6.
Dalam berbagai sumber, termasuk catatan Tionghoa dan buku M.O.
Parlindungan, Kerajaan Nagur dikenal sebagai salah satu pemukiman penting di Sumatra, khususnya di wilayah Simalungun, yang diperintah oleh klan Damanik.
Kerajaan Nagur telah dikenal oleh Dinasti Sui di Tiongkok sejak abad ke-6.
Pelabuhan Sang Pang To, yang terletak di tepi Sungai Bah Bolon, didirikan oleh para pedagang Tionghoa pada masa itu.
BACA JUGA:Kisah Pilu di Balik Benteng Pendem Cilacap yang Terpendam
BACA JUGA:Sejarah Benteng Pendem: Saksi Bisu Pertempuran di Cilacap
Pada abad ke-13, pusat pemerintahan Kerajaan Nagur dipindahkan ke hulu Sungai Pasai. Menurut buku M.O.
Parlindungan, pada tahun 1285, Marah Silu, Raja Nagur, memeluk agama Islam dengan mazhab Syafii dan kemudian menjadi Sultan Samudera Pasai yang pertama.
Sumber Tiongkok dari Yingya Sheng Lan (1416) menyebut Kerajaan Nakur sebagai "Kerajaan Muka Bertato".
Kerajaan ini terletak di sebelah barat Sumatra dan hanya terdiri dari satu desa pegunungan dengan jumlah penduduk sekitar 1.000 keluarga.
Meskipun kecil, Kerajaan Nakur dikenal sebagai negeri yang makmur, damai, dan sejahtera dengan hasil pertanian dan peternakan yang melimpah.
BACA JUGA:Kisah Pilu di Balik Benteng Pendem Cilacap yang Terpendam
BACA JUGA:Asri Welas, Artis Multitalenta yang Ternyata Keturunan Pangeran Diponegoro
Raja Nagur telah mengirimkan utusan ke Tiongkok dan menerima hadiah dari Kaisar, serta mengirim produk-produk dari Nagur sebagai upeti.