Namun, outlet yang melayani turis lebih memilih menggunakan bahasa tersebut, menciptakan kesenjangan komunikasi dengan penduduk lokal.
BACA JUGA:Washington State, Surga Bagi Pecinta Jalan-Jalan
BACA JUGA:Alasan Mengapa Afrika Wajib Dikunjungi
Ketidakpuasan ini juga diungkapkan oleh seorang warga Barcelona lainnya, "Seorang teman yang telah tinggal di Barcelona sepanjang hidupnya baru saja pindah dari kota ini. Dia tinggal di bagian kota tua dan kebisingan dari apartemen turis di gedungnya dan seluruh jalan tak tertahankan sepanjang tahun."
Barcelona, yang menarik 12 juta wisatawan pada tahun 2023, bukan hanya menghadapi masalah kepadatan pada siang hari, tetapi juga menghadapi kehidupan malam yang ramai dan sering kali mengganggu kenyamanan warga.
Seorang warga lokal mengeluh tentang suhu panas di musim panas yang memaksa mereka menutup jendela dan tetap menderita dalam panas, tetapi tetap tidak ada gunanya karena keramaian di mana-mana.
Kawasan Gothic Quarter yang kaya akan sejarah menjadi salah satu daerah yang paling terdampak, dengan banyaknya apartemen turis dan tempat-tempat wisata.
BACA JUGA:Pernah Dengar Skiplagging? Ternyata Ini Maksutnya dan Risikonya!
BACA JUGA:Pilih BBM yang Tepat untuk Toyota GR Yaris agar Performa Tetap Optimal
Dampak dari overtourism di Barcelona telah memaksa banyak warga keluar dari kota mereka sendiri. "Bisnis lokal tutup karena bisnis turis lebih menguntungkan," ungkap seorang warga.
"Segalanya seperti pertunjukan, sebuah fasad yang dipasang untuk mengesankan turis dan mendapatkan beberapa euro lebih banyak dari mereka. Warga merasa terlupakan dan tidak diinginkan di kota mereka sendiri," tambahnya.
Lonjakan harga yang disebabkan oleh outlet yang melayani turis membuat warga lokal harus merogoh kocek lebih dalam untuk menikmati tempat makan dan minum favorit mereka, menciptakan beban ekonomi yang semakin berat bagi penduduk asli Barcelona. ***