RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Universitas Nalanda, sebuah pusat pendidikan agama Buddha terkemuka di dunia, memiliki sejarah yang kaya dan kompleks.
Salah satu bagian penting dari sejarah tersebut adalah kontribusi seorang raja dari Sumatra yang membangun "Monastery 1" selama masa pemerintahan Devapala, raja ketiga dari dinasti Pala yang berkuasa antara tahun 810-850 M.
Berdasarkan prasasti lempengan tembaga yang ditemukan di sudut barat laut pintu masuk biara, raja Sumatra tersebut berperan besar dalam pembangunan biara bawah.
Biara ini, yang sel-selnya terlihat di dekat pintu masuk di sisi barat serta sepanjang sisi selatan dan timur, menjadi salah satu bangunan penting di Nalanda.
BACA JUGA:Kisah Garuda Sang Raja Burung dalam Mitologi dan Lambang Kebangsaan Indonesia
BACA JUGA:Pertempuran Alamo: Kisah Keberanian dan Pengorbanan
Biara ini dirancang dengan beberapa sel yang menghadap ke beranda lebar di depan, awalnya diatur di sekitar halaman segi empat terbuka.
Namun, kemudian halaman ini dipisahkan oleh tembok tinggi.
Salah satu hal yang menarik adalah keberadaan tangga di sudut barat daya yang menunjukkan bahwa biara ini memiliki setidaknya dua lantai.
Penemuan lantai beton di beberapa sel mengindikasikan adanya biara yang lebih awal di bawah biara tersebut.
BACA JUGA:Sejarah Benteng Willem II atau Benteng Pendem Cilacap: Ditemukan dalam Kondisi Tertimbun Tanah
BACA JUGA:Hepy-Efsi Diteriaki Ratusan Warga Talang Jeruk Pagar Alam, Ada Apa?
Biara atas terdiri dari 34 sel, masing-masing dilengkapi dengan platform tempat tidur untuk para biksu dan rak penyimpanan buku serta barang berharga.
Pintu masuk biara ini terletak di sisi barat dan dapat diakses melalui tangga besar.
Salah satu bukti penting dari kehancuran Nalanda oleh api adalah gambar-gambar stuko yang ditemukan di ceruk-ceruk portiko biara atas, mengingatkan kita akan sejarah tragis yang pernah melanda tempat ini.