RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Letkol Mochammad Sroedji, seorang pahlawan yang lahir di Bangkalan, Madura, dikenal karena keberaniannya dalam menghadapi penjajah Belanda.
Beliau gugur dalam pertempuran di Desa Karang Kedawung, Kecamatan Mumbulsari, Jember, pada 8 Februari 1949, di usia 34 tahun.
Sebagai Komandan Brigade III Damarwulan, Letkol Sroedji terlibat dalam pertempuran sengit melawan pasukan Belanda.
Pada pagi itu, sekitar pukul 08.00 WIB, Letkol Sroedji sedang mengadakan rapat koordinasi dengan 27 perwira dan perangkat desa setempat ketika pasukan Belanda tiba-tiba menyerang.
BACA JUGA:Sejarah Monumen Perjuangan Jatinegara, Simbol Perjuangan 16 Daerah di Jakarta Timur
BACA JUGA:Pine Plains, Surga Tersembunyi di New York
Meski posisi pasukan Letkol Sroedji berada cukup jauh, serangan ini tidak membuatnya gentar.
Walaupun kondisinya belum pulih dari sakit dan pasukannya kelelahan setelah melakukan perjalanan sejauh 500 km selama 51 hari dari Blitar ke Jember dalam rangka Wingate Action, Letkol Sroedji tetap memimpin pasukannya dalam perlawanan.
Beliau berada di garis depan, tidak menyerah meski posisinya terkepung.
Dalam pertempuran tersebut, Letkol Sroedji tertembak di pundak kirinya hingga tembus dada. Beliau terjatuh, dan sahabatnya, seorang dokter pasukan bernama Soebandi, berusaha memapahnya.
Namun, sayangnya, Soebandi juga gugur setelah terkena tembakan di kepala.
BACA JUGA:Invasi Majapahit ke Singapura: Perang Panjang Melawan Kekaisaran Mongol dan Penguasaan Temasik
BACA JUGA:Misteri Pelet Jaran Guyang: Kisah Legenda dari Cirebon hingga Kerajaan Gegelang
Keberanian Letkol Mochammad Sroedji dan pengorbanan Soebandi tidak akan pernah terlupakan.
Nama mereka diabadikan dalam sejarah Jember, dengan Jalan Letkol Sroedji dan Rumah Sakit DR. Soebandi di Jember sebagai pengingat akan jasa-jasanya.