Legenda Bendera Merah-Putih: Awal dan Perkembangannya dalam Sejarah Nusantara

Jumat 09-08-2024,13:57 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Bendera Merah-Putih yang menjadi simbol kebanggaan Indonesia memiliki sejarah panjang yang menarik.

Istilah "bendera" sendiri berasal dari kata Portugis "bendera" dan Spanyol "bandera," yang diduga bersumber dari bahasa Jerman-Italia "bandaira" (Yamin, 102).

Kata ini pertama kali diperkenalkan ke Nusantara pada abad ke-16 oleh penjajah Portugis dan Spanyol.

Sebelum itu, masyarakat Jawa menggunakan istilah "panji-panji" untuk menyebut bendera, sedangkan di Cirebon dan Indramayu dikenal dengan istilah "klebet."

BACA JUGA:Misteri Pelet Jaran Guyang: Kisah Legenda dari Cirebon hingga Kerajaan Gegelang

BACA JUGA:Super Air Jet Siap Melayani Rute Jakarta - Lubuklinggau di Bandara Silampari

Namun, siapa sangka bahwa bendera merah-putih telah digunakan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Meskipun sering dikaitkan dengan Kerajaan Majapahit, sejarah mencatat bahwa bendera ini pertama kali dipopulerkan oleh musuh Majapahit, yaitu Raja Jaya Katwang dari Kediri.

Pada tahun 1292 M, Jaya Katwang mengibarkan bendera merah-putih dalam pertempurannya melawan Kerajaan Singasari dan saat menghadapi Raden Wijaya, pendiri Majapahit.

Keberadaan bendera merah-putih ini tercatat dalam Prasasti Butak yang ditemukan di Gunung Butak.

BACA JUGA:Mulai 2025, PPPK Akan Menikmati Jaminan Pensiun dan Hari Tua Setara PNS

BACA JUGA:Tragis, Pelajar SMP di Palembang Diduga Jadi Korban Malapraktik Oknum Bidan

Prasasti tersebut mengisahkan bagaimana Jaya Katwang mengibarkan bendera merah-putih saat melawan pasukan Singasari yang dipimpin oleh Raden Wijaya dan Ardaraja.

Meski akhirnya Jaya Katwang kalah dan kerajaannya runtuh setelah bertempur melawan Raden Wijaya dan sekutunya dari Kerajaan Mongol, bendera merah-putih tetap dikenang sebagai simbol keberanian.

Keberanian yang terekam dalam Prasasti/Piagam Merah Putih ini mencatat bahwa panji-panji merah-putih terlihat di medan perang, mempengaruhi Raden Wijaya, dan akhirnya diadopsi sebagai salah satu panji Majapahit setelah kerajaan itu berdiri.

Kategori :