RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Nisan-nisan di Samudra Pasai bukan sekadar penanda kuburan.
Mereka menyimpan nilai historis yang sangat berharga, menggambarkan masa kejayaan Islam di Nusantara.
Setiap nisan memiliki cerita dan latar belakang yang berbeda, memberikan kita pandangan yang lebih luas tentang sejarah dan budaya Islam di Aceh.
Makam Sultanah Nahrisyah, misalnya, menunjukkan peran perempuan dalam kepemimpinan dan pemerintahan di Kerajaan Samudra Pasai.
BACA JUGA:Menelusuri Wisata Sejarah di Makam Raja-Raja Pasai di Kampung Geudong
BACA JUGA:Kerajaan Samudera Pasai: Kisah Sejarah dan Kebudayaan Masa Lampau
Makam Sultan Zainal Abidin mengingatkan kita akan pentingnya peran raja dalam menyebarkan dan mempertahankan agama Islam di daerah tersebut.
Tidak hanya itu, nisan-nisan ini juga menjadi objek penelitian arkeologi dan sejarah, memberikan informasi penting tentang seni, budaya, dan tata cara pemakaman pada masa lalu.
Makam Abu Syech Zainal Abidin bin Abu Zaid dan Makam Paduka Situl Alam binti Sultan Ahmad memperlihatkan bagaimana keragaman etnis dan hubungan internasional sudah terjalin sejak zaman dahulu.
Bagi wisatawan dan pelajar, mengunjungi situs-situs nisan ini bisa menjadi pengalaman yang sangat edukatif dan religius.
BACA JUGA:Shipston-on-Stour, Permata Tersembunyi di Cotswolds
Wisata religi di Aceh, terutama di kawasan Samudra Pasai, menawarkan kesempatan untuk memahami lebih dalam tentang sejarah Islam di Indonesia.
Makam Peut Ploh Peut dan Makam Teungku Syarif menjadi destinasi menarik bagi mereka yang ingin merenungi jejak-jejak sejarah.
Penting untuk menjaga dan melestarikan situs-situs bersejarah ini agar generasi mendatang dapat terus belajar dan menghargai warisan budaya yang ada.