Google Minta Pengguna Android Matikan Jaringan 2G untuk Hindari Serangan Siber

Senin 05-08-2024,18:10 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Google baru saja mengimbau para pengguna Android untuk mematikan jaringan 2G di perangkat mereka.

Hal ini karena adanya ancaman serangan dan penipuan siber yang memanfaatkan SMS dan jaringan 2G.

Dalam postingan blog terbarunya, Google mengungkapkan celah keamanan di jaringan seluler yang dapat dieksploitasi dengan menggunakan peralatan bernama simulator cell-site, yang juga dikenal sebagai SMS Blasters, False Base Stations (FBS), dan Stingrays.

Perangkat ini berpura-pura menjadi menara jaringan untuk menipu ponsel agar terhubung ke menara palsu tersebut.

BACA JUGA:Dash Cam ROVE R2-4K Kwalitas Gambar Mantul, Cek Harganya!

BACA JUGA:Photoshop di Tahun 2024 Beda Banget, Mau Pakai Wajib Langganan!

Penjahat siber kemudian bisa mengirimkan SMS phishing langsung ke ponsel dan bahkan melewati sistem anti-spam dan anti-penipuan.

Serangan ini biasanya dimulai saat SMS Blasters memalsukan jaringan LTE atau 5G, lalu menurunkan jaringannya ke protokol 2G yang lebih lama.

Perangkat tersebut kemudian berpura-pura menjadi jaringan 2G dan membuat ponsel di sekitarnya terhubung ke jaringan itu.

Penyerang dapat mengeksploitasi kurangnya autentikasi timbal balik di jaringan 2G untuk memaksa koneksi yang tidak terenkripsi, sehingga mereka bisa menyadap dan mengirimkan SMS phishing atau menyebarkan malware ke ponsel.

BACA JUGA:Concord, Si Penantang Baru di Dunia Game Berbayar

BACA JUGA:Nvidia Siap Setop Produksi RTX 3060, GPU Paling Dicari Bakal Menghilang?

Perangkat SMS Blasters bisa dibeli secara online dan dioperasikan tanpa kemampuan teknis yang mumpuni, membuatnya mudah diatur untuk meniru operator atau jaringan tertentu hanya dengan aplikasi.

Lebih parahnya lagi, penipu sering kali menggunakan perangkat FBS portabel sambil berkeliling dengan mobil, atau bahkan membawanya dalam tas punggung.

Selama ponsel masih mendukung jaringan 2G, pengguna Android berisiko menjadi korban penipuan ini, terlepas dari status jaringan 2G operator yang digunakan.

Kategori :