"Gimana caranya?" tanya Irene.
BACA JUGA:Menelusuri Jejak Sejarah di Petilasan Ratu Putri Shuhita di Desa Jatirejo
BACA JUGA:Kisah Legenda Asal Usul Nama Banyuwangi
"Dengan berdoa," jawab Willem mantap.
Mereka lalu berlutut dan berdoa dengan khusyuk. Tiba-tiba, langit yang tadinya mendung jadi terang dan angin yang kencang berubah jadi lembut. Nggak lama kemudian, dari tengah laut keliatan sebuah perahu.
Ternyata itu memang perahu ayah mereka! Willem dan Irene langsung berseru mengucap syukur. Ayah mereka berhasil nangkep ikan tuna yang super besar. Nelayan lain belum pernah ada yang nangkep tuna sebesar itu.
Ayah mereka bawa ikan tuna itu ke tempat pelelangan ikan dan terjual dengan harga tinggi. Si pemuda yang beli ikan tuna besar itu pengen makan di rumah keluarga Hendrik dan Jansen. Keduanya setuju.
BACA JUGA:Legenda Bunga Kemuning: Kisah Kecantikan 10 Putri Raja
BACA JUGA:Kisah Putri Tandampalik dan Kerajaan Luwu
Di rumah, Willem dan Irene bawa ikan itu ke dapur buat dibersihin. Pas ngeluarin isi perut ikan, mereka nemuin sebuah cincin berlian.
Willem dan Irene nggak mikir dua kali buat nyerahin cincin itu ke si pemuda pembeli ikan. Pemuda itu kagum banget sama kejujuran mereka.
"Seandainya mereka nggak nyerahin cincin itu padaku, aku pun nggak bakal tahu kalau ada cincin berlian di dalam perut ikan yang kubeli," batin si pemuda.
Pemuda itu senyum ke Willem dan Irene. Lalu, ia buka jubah yang nutupin pakaiannya. Ternyata, pemuda itu adalah pangeran yang lagi nyamar.
BACA JUGA:Asal Usul Angling Darma: Legenda dan Kisah Bijaksana dari Pulau Jawa
BACA JUGA:Legenda Tiga Bersaudara di Bukit Fafinesu Nusa Tenggara Timur
"Kalian anak yang jujur," katanya. "Mulai besok aku akan mengangkat Willem sebagai pengawal pribadiku. Dan Irene, bagaimana kalau kau kuangkat sebagai adikku?"