RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pendakian Gunung Everest adalah salah satu pencapaian tertinggi bagi para pendaki gunung di seluruh dunia.
Berdiri setinggi 8.848 meter di atas permukaan laut, Gunung Everest menawarkan tantangan fisik dan mental yang luar biasa.
Berada di perbatasan antara Nepal dan Tibet, gunung ini telah menjadi magnet bagi para petualang yang berani menaklukkan puncak tertinggi di dunia.
Gunung Everest bukan hanya gunung tertinggi di dunia, tetapi juga simbol dari keberanian dan ketahanan manusia.
BACA JUGA:Menaklukkan Ketinggian: Bungee Jumping di Jembatan Bloukrans, Afrika Selatan
BACA JUGA:Terjun Bebas di Pegunungan Alpen: Skydiving di Interlaken, Swiss
Mendaki Everest membutuhkan persiapan yang matang, kondisi fisik yang prima, dan tekad yang kuat.
Setiap tahunnya, ratusan pendaki dari seluruh dunia berkumpul di Nepal untuk mencoba mencapai puncak ini, meskipun mereka tahu bahwa risiko yang dihadapi sangat tinggi.
Ada dua rute utama untuk mencapai puncak Everest: rute Tenggara dari Nepal dan rute Utara dari Tibet.
Rute Tenggara, yang pertama kali digunakan oleh Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay pada tahun 1953, adalah yang paling populer dan banyak digunakan.
Pendakian biasanya dimulai dari Base Camp di ketinggian sekitar 5.364 meter, diikuti oleh serangkaian kamp yang lebih tinggi sebelum mencapai puncak.
BACA JUGA:Terjun dari Tebing: Cliff Diving di Acapulco, Meksiko
BACA JUGA:Kerja Hari Terakhir, Kpu Minta PPS Tidak Potong Honor Pantarlih, KPU Gelar Bimtek
Setiap tahap pendakian membawa tantangan tersendiri, mulai dari menghadapi ketinggian yang ekstrem, cuaca yang tidak dapat diprediksi, hingga medan yang berbahaya seperti Khumbu Icefall dan South Col.
Pendaki harus beradaptasi dengan kadar oksigen yang semakin menipis dan memastikan bahwa mereka mengikuti prosedur keselamatan dengan ketat.