RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Komunitas ilmiah internasional digemparkan dengan kontroversi terbaru yang melibatkan pencabutan makalah riset Gunung Padang yang telah diterbitkan dalam jurnal arkeologi terkemuka, Archaeological Prospection.
Tim ilmuwan yang terlibat dalam riset ini, dipimpin oleh Dr. Ali Akbar dari Universitas Indonesia, menyuarakan protes keras terhadap keputusan ini yang dianggap tidak didasari oleh kaidah ilmiah yang kuat.
Makalah berjudul 'Geo‐archaeological prospecting of Gunung Padang buried prehistoric pyramid in West Java, Indonesia', yang diterbitkan oleh Wiley pada tanggal 20 Oktober 2023, telah menjadi sorotan setelah pihak ketiga anonim mengajukan keberatan terhadap hasil riset tersebut.
BACA JUGA:Jangan Bawa Pacar ke Candi Muaro Jambi! Berikut Mitos dan Asal-usul Ceritanya
Meskipun tim ilmuwan Gunung Padang telah merespons dengan data pendukung yang kuat, termasuk hasil ekskavasi langsung di lapangan, keputusan untuk mencabut makalah ini tetap diputuskan oleh pihak jurnal.
Dr. Ali Akbar menjelaskan, "Kami sangat kecewa dengan pencabutan yang tidak didasarkan pada bukti ilmiah yang kuat. Pihak ketiga yang anonim menentang hasil riset kami tanpa dasar fakta-fakta ilmiah yang jelas."
Menurut Ali Akbar, makalah ini telah melewati proses review yang panjang dan ketat sebelum diterbitkan, namun tiba-tiba dihadapkan pada tuntutan untuk dicabut tanpa alasan yang memadai.
BACA JUGA:Candi Bajang Ratu, Misteri Pintu Gerbang Kerajaan Majapahit
"Kami telah mengirimkan semua data yang diminta oleh pihak jurnal, namun respon mereka tidak memuaskan dan tidak mempertimbangkan bukti-bukti substansial yang kami lampirkan," tambahnya.
Pencabutan makalah ini tidak hanya dianggap sebagai bentuk sensor ilmiah yang tidak adil, tetapi juga menimbulkan keraguan terhadap integritas proses peer-review dalam publikasi ilmiah.
Tim ilmuwan Gunung Padang bersama dengan komunitas ilmiah internasional mendesak untuk menentang keputusan ini dan menegaskan perlunya transparansi dan integritas dalam menjaga validitas penelitian ilmiah.
BACA JUGA:Kisah Mistis Tol Cipularang: Mobil Ditumpangi Wanita Berwajah Hancur
Sejumlah ilmuwan ternama yang terlibat dalam riset ini termasuk Danny Hilman Natawidjaja, Andang Bachtiar, dan Bagus Endar B. Nurhandoko, bersama dengan sejumlah rekannya, menandatangani pernyataan resmi yang mengecam keputusan pencabutan tersebut.
Mereka menegaskan bahwa keputusan ini tidak hanya merugikan reputasi ilmiah mereka tetapi juga merugikan komunitas penelitian arkeologi global.
Hingga saat ini, pihak jurnal Archaeological Prospection belum memberikan klarifikasi atau tanggapan resmi terkait kontroversi ini.