Walaupun mereka mampu menggunakan hero assassin, mereka tidak bisa memaksimalkan potensi hero tersebut dalam gameplay mereka.
BACA JUGA:Goa Langse dan Misteri Tempat Semedi Cakada dan Caleg Sebelum Pemilu
BACA JUGA:Misteri Gunung Kawi, Tempat Favorit Pesugihan untuk Kekayaan Instan
2. Kelelahan dan Jadwal Padat:
Coach Adi menyebutkan bahwa timnya mungkin perlu menemukan "vibes" dan tujuan baru karena hampir dua tahun berturut-turut mereka terus berpartisipasi dalam turnamen tanpa henti.
Jadwal yang padat dan kurangnya waktu untuk beristirahat dan refleksi bisa jadi mempengaruhi performa mereka.
3. Format BO2:
Meskipun format BO2 (best of two) dianggap adil, Coach Yeb menyoroti bahwa format ini tidak menguntungkan bagi tim yang kalah.
Fnatic ONIC mungkin kurang terbiasa dengan format ini, tetapi pada akhirnya mereka tetap harus memenangkan pertandingan dalam format apapun.
BACA JUGA:Super Komputer Opta Prediksi Tim Mana yang Bakal Melangkah Ke Final Euro 2024
BACA JUGA:Mengulik Kisah Gunung Kerinci: Pohon Bolong dan Kisah Menyeramkan Dibaliknya
Kegagalan ini memaksa Fnatic ONIC untuk melakukan introspeksi mendalam.
Coach Adi menyatakan bahwa timnya perlu mencari target dan semangat baru untuk bangkit lebih tinggi.
Hal ini penting agar mereka bisa kembali kompetitif dan memperbaiki performa di turnamen-turnamen mendatang.
"Untuk bisa berkembang kami mungkin harus menemukan vibes dan goals yang baru. Karena hampir 2 tahun kami tak berhenti turnamen. Kami akan mencari target baru agar bisa bangkit lebih tinggi," ucap Adi.
BACA JUGA:Gunung Masurai dan Danau Kumbang: Konon Terdapat Siluman Macan Kumbang