JAKARTA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Hadi Tjahjanto mengungkapkan hasil forensik terkait serangan ransomware yang menimpa Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya, Jawa Timur.
Serangan ini telah menimbulkan dampak signifikan terhadap berbagai layanan publik, termasuk layanan keimigrasian, yang beroperasi di bawah naungan PDNS 2.
Berdasarkan hasil forensik digital, diketahui bahwa salah satu user di PDNS 2 telah menggunakan kata sandi yang terdeteksi dengan tidak aman.
BACA JUGA:Aduh! Data di Pusat Data Nasional Sementara (PDNS 2) Tidak Bisa Pulihkan
BACA JUGA:Buntut Serangan Pada Server Pusat Data Nasional (PDN), DPR Panggil Kominfo dan BSSN
Hal ini memberikan kesempatan bagi peretas untuk meretas sistem dan mengenkripsi data, meminta tebusan sebesar USD 8 juta atau sekitar Rp 131 miliar untuk membuka akses kembali ke data yang terkunci.
"Dari hasil forensik pun kami sudah bisa mengetahui bahwa siapa yang user yang selalu menggunakan password-nya dan akhirnya terjadi permasalahan-permasalahan yang sangat serius ini," ujar Hadi.
Namun, belum ada kejelasan apakah terdapat keterlibatan orang dalam atau serangan berasal dari pihak luar yang berhasil meretas PDNS 2.
BACA JUGA:Polri Angkat Suara Terkait Data Inafis yang Bocor dan Dijual di Darkweb
BACA JUGA:Data Inafis Polri Bocor dan Dijual di Darkweb Ungkap BSSN
Yang pasti, BSSN akan segera memantau setiap aktivitas pengguna sistem PDNS 2 untuk memastikan keamanan data yang lebih baik ke depannya. (*)