Para peneliti telah mengidentifikasi beberapa mekanisme yang mungkin menjelaskan hubungan antara pola makan buruk dan kesehatan mental:
1. Metabolisme Neurotransmiter
Konsumsi lemak jenuh tinggi dapat mempengaruhi metabolisme glutamat dan GABA, seperti yang telah terbukti dalam studi hewan.
2. Mikrobioma Usus
Pola makan tinggi lemak dapat mengubah komposisi mikrobioma usus, yang dapat mempengaruhi produksi GABA dan glutamat.
BACA JUGA:Kapal Pesiar Terbaik untuk Liburan Keluarga yang Tak Terlupakan
3. Pengaruh pada Interneuron
Makanan tinggi lemak dan gula dapat mengurangi jumlah interneuron parvalbumin, yang penting untuk pengiriman GABA.
4. Perubahan dalam Kadar Glukosa dan Insulin
Konsumsi makanan tinggi lemak dan gula dapat meningkatkan kadar glukosa darah dan insulin, yang berkontribusi pada perubahan dalam produksi neurotransmiter.
5. Pengaruh pada Membran Sel
Konsumsi lemak dan kolesterol tinggi dapat mengubah sifat membran sel, yang dapat memengaruhi pelepasan neurotransmiter.
BACA JUGA:Manfaatkan Liburan Sekolah dengan 5 Kegiatan Seru dan Bermanfaat
Pola makan yang tidak sehat tidak hanya berdampak pada kesehatan fisik tetapi juga memiliki implikasi serius pada kesehatan mental.
Untuk menjaga kesejahteraan mental yang optimal, penting untuk memilih pola makan yang seimbang dan memperhatikan kualitas makanan yang dikonsumsi.
Dengan demikian, kita dapat mengurangi risiko gangguan kesehatan mental yang disebabkan oleh pola makan yang buruk.(*)