Ini adalah bagian dari konstelasi Corona Borealis yang membentuk pola huruf C yang khas di langit, terutama selama bulan-bulan musim panas.
Bintang kerdil putih, yang merupakan sisa mati dari sebuah bintang, berukuran sekitar sebesar Bumi tetapi memiliki massa yang sama dengan matahari.
Sementara itu, raksasa merah yang menua adalah bintang yang sekarat dan mengeluarkan materi ke luar angkasa. Tarikan gravitasi besar dari kerdil putih menarik materi yang dikeluarkan oleh raksasa merah.
BACA JUGA:Executive Producer Assassin’s Creed Shadows Tanggapi Kritik untuk Yasuke
Setelah kerdil putih mengumpulkan cukup banyak materi, panasnya meningkat begitu besar sehingga menyebabkan reaksi termonuklir tak terkendali. Ledakan ini disebut sebagai nova.
Nova sebelumnya dari sistem bintang ini terjadi pada tahun 1946. Ini adalah siklus yang telah berlangsung sejak pertama kali ditemukan lebih dari 800 tahun yang lalu.
“Ini adalah peristiwa sekali seumur hidup yang akan menciptakan banyak astronom baru di luar sana, memberikan anak-anak muda peristiwa kosmis yang bisa mereka amati sendiri, ajukan pertanyaan mereka sendiri, dan kumpulkan data mereka sendiri,” kata Dr. Rebekah Hounsell, seorang asisten ilmuwan riset di Goddard Space Flight Center NASA. “Ini akan memicu generasi ilmuwan berikutnya.”
BACA JUGA:New MINI Cooper 5 Door 2024 Hadir dengan Desain Baru dan Teknologi Canggih
Anda mungkin tidak terlalu akrab dengan Corona Borealis seperti dengan konstelasi yang lebih mudah ditemukan, seperti Big Dipper.
Ini sulit ditemukan di langit malam kecuali jika langitnya cerah. Polusi cahaya dari kota-kota besar juga bisa membuatnya lebih sulit ditemukan.
NASA mengatakan cara termudah untuk menemukan Corona Borealis adalah dengan menemukan Vega dan Arcturus, dua bintang paling terang di Belahan Bumi Utara.
(Aplikasi pengamat langit untuk ponsel Anda mungkin dapat membantu dengan ini.) Dari sana, Anda bisa menggambar garis imajiner antara keduanya.
BACA JUGA:Cara Mudah Rebus Babat Sapi Agar Lembut dan Putih Bersih dengan 1 Bumbu
Corona Borealis hampir tepat di tengah-tengah. Anda bisa menggunakan grafik di bawah ini untuk melihat apa yang kami maksud.
Karena nova bisa terjadi kapan saja, NASA mengandalkan astronom amatir dan penggemar luar angkasa untuk mengamati dan melaporkan ketika nova terjadi.
“Dengan menggunakan media sosial dan email, (pengamat akan) mengirimkan peringatan instan,” kata Dr. Elizabeth Hayes, kepala Laboratorium Fisika Astropartikel di NASA Goddard. “Kami mengandalkan interaksi komunitas global itu lagi dengan T CrB.”