RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Penelitian baru yang dilakukan oleh ilmuwan dari University College London (UCL) mengungkapkan bahwa perjalanan luar angkasa jangka panjang dapat berdampak serius pada struktur ginjal astronot.
Temuan ini menjadi perhatian serius bagi misi manusia ke Mars yang direncanakan oleh SpaceX dan NASA dalam beberapa dekade mendatang.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications, menyoroti bahwa sambil kita terus menjelajahi luar angkasa, pemahaman dan perlindungan kesehatan astronot, termasuk ginjal, menjadi krusial untuk kesuksesan misi masa depan, termasuk misi ke planet Mars yang ambisius ini.
BACA JUGA:Kisah Orri Thorisson, Dari Bermain Game Simulasi hingga Jadi Pelatih Beneran
BACA JUGA:Hewan yang Memiliki DNA Mirip dengan Manusia, Termasuk Babi, Anjing dan Kucing!
Penelitian tersebut melibatkan sampel dari lebih dari 40 misi luar angkasa yang melibatkan manusia dan tikus, dimana hasilnya menunjukkan bahwa kondisi di luar angkasa mengakibatkan perubahan pada ginjal, termasuk penyusutan pada beberapa bagian ginjal setelah kurang dari sebulan di luar angkasa.
Dr. Keith Siew, penulis pertama dari penelitian ini yang berasal dari London Tubular Centre di UCL Department of Renal Medicine, menyatakan bahwa gravitasi mikro dan radiasi galaktik dari perjalanan luar angkasa dapat menyebabkan risiko kesehatan serius bagi astronot yang semakin lama terpapar.
Elon Musk, pendiri SpaceX, baru-baru ini mengklaim bahwa misi berawak ke Mars mungkin bisa terjadi dalam "10 hingga 20 tahun ke depan".
BACA JUGA:Fakta Fisika Mindblowing yang Mengubah Cara Kita Melihat Alam Semesta
BACA JUGA:Instagram Bakal Uji Coba Iklan di Bawah Stories
Namun demikian, temuan ini menyoroti bahwa sebelum misi ke Mars bisa terwujud, perlindungan terhadap ginjal astronot perlu dikembangkan untuk menghindari kerusakan serius.
Profesor Stephen Walsh, penulis senior dari penelitian ini, menekankan pentingnya ginjal dalam perjalanan luar angkasa.
Meskipun radiasi galaktik tidak dapat dihalangi dengan perisai.
Pemahaman lebih lanjut tentang biologi ginjal dapat membuka kemungkinan pengembangan teknologi atau obat-obatan untuk mendukung perjalanan luar angkasa yang lebih panjang. (*)