RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Hayam Wuruk, yang dikenal sebagai raja keempat Kerajaan Majapahit, lahir pada saat yang sangat istimewa dalam sejarah Indonesia.
Keberadaannya dipercayai sebagai berkah yang diisyaratkan oleh letusan Gunung Kelud, peristiwa alam yang memengaruhi takdirnya sejak awal.
Majapahit, di bawah pemerintahan Hayam Wuruk dari tahun 1350 hingga 1389, mencapai puncak keemasannya.
Kerajaan ini tidak hanya dikenal karena luasnya wilayah kekuasaannya yang meliputi hampir seluruh Nusantara, tetapi juga karena kemakmuran ekonomi, kemajuan budaya, dan kegemilangan seni yang mekar.
BACA JUGA:Fakta Menarik Tentang Buaya, Predator Purba yang Menakjubkan
Sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan, Majapahit menjadi titik fokus di kawasan Asia Tenggara.
Hayam Wuruk tidak hanya dikenal karena kebesarannya sebagai seorang penguasa, tetapi juga karena kebijaksanaannya dalam memimpin.
Di bawah kepemimpinannya, Majapahit menikmati periode damai dan kemakmuran.
Keterampilan diplomatisnya memperluas pengaruh kerajaan ini baik di dalam maupun di luar negeri, menjadikan Majapahit sebagai kekuatan yang dihormati di kawasan tersebut.
BACA JUGA:Netizen Gaungkan Tagar Tolak Blokir X, Sebagai Bentuk Respon Terhadap Ancaman Kominfo
Peristiwa kelahirannya yang terkait dengan letusan Gunung Kelud dianggap sebagai pertanda keberuntungan dan takdir yang luar biasa.
Hal ini mungkin mencerminkan bahwa dari awal, Hayam Wuruk telah ditakdirkan untuk menjadi pemimpin besar yang mengarahkan Majapahit ke masa keemasannya.
Sejarah mencatat bahwa Hayam Wuruk bukan hanya seorang raja yang cakap dalam strategi militer dan pemerintahan, tetapi juga seorang pelindung seni dan budaya.
Kehadirannya menginspirasi pencapaian luar biasa dalam seni sastra, arsitektur, dan seni ukir, menciptakan warisan budaya yang kokoh yang tetap dihargai bahkan setelah jatuhnya Majapahit.
BACA JUGA:Apakah Kota Kuno Troy Dalam Mitologi Yunani Diperintah oleh Kekaisaran Assyria?