CALIFORNIA, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Pada acara WWDC 2024 yang berlangsung pada 10 Juni lalu, Apple memperkenalkan teknologi kecerdasan buatan terbaru mereka, yang diberi nama Apple Intelligence.
Langkah ini menandai pergerakan Apple untuk memasuki ranah kecerdasan buatan (AI) dengan hati-hati, setelah melihat bagaimana pemain besar lainnya seperti Google dan OpenAI menghadapi tantangan dalam teknologi ini.
Apple dikenal sebagai perusahaan yang sering kali mengambil pendekatan hati-hati dalam mengadopsi teknologi baru.
Hal ini juga tercermin dalam bagaimana mereka memperkenalkan Apple Intelligence.
BACA JUGA:Disebut Luhut Tak Butuh Lagi Menara BTS Karena Starlink, Kominfo Beri Tanggapan
Dalam wawancara dengan The Washington Post, CEO Apple Tim Cook menyatakan bahwa perusahaan telah melakukan serangkaian uji coba ekstensif sebelum memutuskan untuk menyematkan teknologi AI ini pada perangkat mereka.
Tim Cook menegaskan bahwa Apple berusaha semaksimal mungkin untuk memastikan bahwa teknologi ini bekerja dengan baik dan memberikan hasil berkualitas tinggi.
Namun, ia juga tidak menampik kemungkinan bahwa AI mereka tidak akan sepenuhnya bebas dari kesalahan atau "halu" (hallucination), istilah yang digunakan untuk menyebut output AI yang tidak akurat atau menambahkan informasi yang tidak faktual.
BACA JUGA:Kocak! Bintang Muda Spanyol, Lamine Yamal Akui Bawa PR Ke Euro
Teknologi kecerdasan buatan menggunakan data dalam jumlah yang sangat besar untuk melatih modelnya.
Meskipun ini memungkinkan AI untuk belajar dan memberikan prediksi atau rekomendasi yang cerdas, hal ini juga membuat AI rentan terhadap kesalahan.
Bahkan pemain besar seperti Google dan OpenAI masih menghadapi tantangan serupa, di mana AI mereka kadang menghasilkan output yang tidak akurat.
BACA JUGA:Adrian Ugelvik Pulih Setelah Insiden, Ucapkan Terima Kasih kepada Fans dan Ernando Ari
Kasus seperti yang terjadi di platform Twitter/X, di mana informasi yang tidak akurat disebarkan oleh AI, menambah derau di jagat maya.
Ini menunjukkan bahwa meskipun teknologi AI semakin canggih, risiko kesalahan tetap ada.