Materi dan Antimateri, Bena Super Kecil yang Jadi Kunci Terbentuknya Alam Semesta

Sabtu 08-06-2024,19:50 WIB
Reporter : Mael
Editor : Mael

BACA JUGA:Tips Memilih Laptop untuk Gaming, Konten Kreator, dan Kantor

Ketidakseimbangan ini dikenal sebagai asimetri materi-antimateri, dan merupakan salah satu misteri terbesar dalam kosmologi.

Para ilmuwan bertanya-tanya: mengapa ada lebih banyak materi dibanding antimateri? Berbagai eksperimen dan teori telah diajukan untuk menjawab pertanyaan ini.

Pada tahun 1967, fisikawan Soviet Andrei Sakharov mengusulkan tiga kondisi yang harus dipenuhi untuk menjelaskan asimetri ini:

BACA JUGA:Suzuki Stop Produksi di Thailand, Fokus ke Kendaraan Elektrifikasi

1. Pelanggaran Simetri Baryon: Ada proses yang memungkinkan perubahan jumlah baryon (partikel seperti proton dan neutron) setelah Big Bang.

2. Pelanggaran Simetri C dan CP: Interaksi yang berbeda antara partikel dan antipartikel. Simetri C (charge conjugation) dan CP (charge parity) harus dilanggar dalam proses fisika.

3. Kondisi Non-Equilibrium: Alam semesta harus mengalami periode di mana termodinamika tidak seimbang.

BACA JUGA:ZTE dan MyRepublic Hadirkan Wi-Fi 7 Pertama di Indonesia

Penelitian dan Eksperimen

Para ilmuwan telah melakukan berbagai eksperimen untuk memahami asimetri materi-antimateri.

Salah satu eksperimen utama adalah di Large Hadron Collider (LHC) di CERN, Jenewa.

LHC adalah akselerator partikel terbesar di dunia, yang memungkinkan para ilmuwan untuk mempelajari tabrakan partikel pada energi yang sangat tinggi, mirip dengan kondisi awal alam semesta.

BACA JUGA:Fenomena Belanja Online di Era Digital

Penemuan dan Observasi

- Eksperimen LHCb di LHC berfokus pada perbedaan antara partikel dan antipartikel yang mengandung quark bawah (bottom quark). Hasilnya menunjukkan adanya pelanggaran CP, meskipun tidak cukup untuk menjelaskan seluruh asimetri.

Kategori :