Mengulik Asal Usul Gunung Tidar: Pakunya Tanah Jawa

Minggu 02-06-2024,11:35 WIB
Reporter : Andika
Editor : Andika

Gunung Tidar juga merupakan lokasi strategis dalam berbagai peristiwa sejarah.

Pada masa kolonial Belanda, gunung ini sering dijadikan tempat persembunyian para pejuang kemerdekaan.

Hingga kini, jejak-jejak perjuangan tersebut masih bisa ditemukan dalam bentuk situs-situs bersejarah di sekitar gunung.

Di Gunung Tidar, terdapat beberapa situs bersejarah yang sering dikunjungi oleh peziarah dan wisatawan.

Salah satunya adalah makam Syeikh Subakir, seorang ulama besar yang diyakini memiliki kekuatan spiritual untuk menetralisir energi negatif di Jawa.

BACA JUGA:Strategi Fresh Graduate Menghadapi Seleksi CPNS 2024 dengan 2,3 Juta Formasi Terbuka

Selain itu, terdapat juga makam Kyai Semar dan Kyai Sepanjang, tokoh-tokoh legendaris dalam cerita rakyat Jawa.

Situs-situs ini tidak hanya menarik dari segi sejarah, tetapi juga menjadi pusat kegiatan spiritual dan ziarah.

Setiap tahunnya, masyarakat sekitar Gunung Tidar mengadakan berbagai ritual dan upacara adat untuk menghormati gunung ini.

Salah satu yang paling terkenal adalah upacara "Ruwatan Gunung Tidar", yang dilakukan untuk membersihkan dan menjaga kesucian gunung.

Upacara ini melibatkan berbagai prosesi adat, doa, dan persembahan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh spiritual setempat.

BACA JUGA:IKSS Ingatkan Warga Lahat Jangan Salah Pilih Pimpinan, Yulius Lebih Pantas

Tradisi ini memperkuat ikatan antara masyarakat dengan lingkungan alam dan spiritual mereka, menunjukkan rasa hormat dan rasa syukur yang mendalam.

Gunung Tidar bukan hanya sekedar sebuah gunung kecil di Magelang, tetapi juga simbol keseimbangan dan kestabilan Pulau Jawa.

Dengan sejarah yang kaya, mitologi yang kuat, dan peran penting dalam berbagai peristiwa sejarah, Gunung Tidar menjadi salah satu tempat yang sangat dihormati dan dijaga oleh masyarakat Jawa.

Sebagai "Pakunya Tanah Jawa", Gunung Tidar terus menjadi saksi bisu perjalanan panjang sejarah dan budaya Pulau Jawa, menghubungkan masa lalu dengan masa kini dalam harmonisasi yang abadi. (*)

Kategori :