RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID -
Pada Minggu (19/5/2024), Presiden Iran Ebrahim Raisi meninggal dunia akibat kecelakaan helikopter di Azerbaijan Timur.
Namun, peristiwa tragis ini justru disambut dengan suka cita oleh para penentangnya. Sebelum kematian Raisi secara resmi diumumkan, aksi perayaan dengan pesta kembang api dan tarian sudah berlangsung di berbagai tempat.
Dilansir dari situs berita Iran International, insiden yang menimpa Raisi langsung disambut gembira oleh mereka yang menentang kepemimpinannya.
Bahkan, ketika media pemerintah Iran menayangkan acara doa untuk Raisi, narasi berbeda muncul di media sosial.
BACA JUGA:Rusia Salahkan AS atas Kecelakaan Helikopter yang Menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi
Penentang Raisi, baik di Iran maupun diaspora, menyalakan kembang api dan menari untuk merayakan kematian tokoh kontroversial tersebut.
Reaksi ini bisa dipahami jika melihat latar belakang para penentang Raisi, yang mayoritas adalah keturunan pendukung Raja Reza Pahlavi yang ditumbangkan pada Revolusi Islam 1979.
Revolusi tersebut membawa perubahan besar di Iran, mengakhiri monarki Pahlavi dan menggantinya dengan Republik Islam yang dipimpin oleh Ayatollah Khomeini.
Sejak saat itu, ketegangan antara pendukung monarki lama dan pendukung pemerintahan baru terus berlanjut.
BACA JUGA:Rusia Siap Bantu Iran Selidiki Penyebab Jatuhnya Helikopter Presiden Raisi
Ebrahim Raisi dikenal sebagai salah satu presiden paling konservatif yang pernah memimpin Iran.
Sebelum menjabat sebagai presiden, ia memiliki reputasi yang kontroversial dalam sistem peradilan Iran, yang dinilai brutal oleh banyak pihak, terutama di Barat.
Sebagai pelaksana wasiat Ayatollah Ali Khamenei, Raisi dikenal dengan pendekatan garis keras dan kebrutalan dalam menangani oposisi.
Ia diduga telah mengirim ribuan tahanan politik ke tiang gantungan, yang membuatnya mendapat julukan 'Penjagal Teheran'.