Meskipun diselimuti oleh kesucian dan keindahan, Gunung Agung adalah gunung berapi yang aktif.
Letusan terakhirnya terjadi pada tahun 1963, yang menyebabkan kerusakan besar dan korban jiwa.
Sejak itu, Gunung Agung terus dipantau secara ketat untuk mengantisipasi potensi bahaya letusan.
BACA JUGA:Bikin Bulu Kuduk Berdiri! Ini 6 Misteri Sungai di Jakarta, Salahsatunya Ada Masuk ke Cerita Kerajaan
5. Pembatas Wilayah:
Secara tradisional, Gunung Agung juga berperan sebagai pembatas alam antara wilayah timur dan barat Bali.
Hal ini memberikan dimensi tambahan pada makna dan signifikansi budaya gunung ini bagi masyarakat setempat.
6. Daya Tarik Wisata:
Tidak hanya sebagai tempat beribadah, Gunung Agung juga menjadi tujuan wisata yang populer bagi pengunjung yang mencari petualangan dan pengalaman spiritual.
Pendakian ke puncak Gunung Agung menjadi salah satu kegiatan yang diminati, meskipun membutuhkan fisik yang kuat dan persiapan yang matang.
BACA JUGA:Membuka Misteri Desa Mati Plalangan terletak di Ponorogo, Ada Apa?
Gunung Agung, dengan segala keindahan alamnya, kedalaman spiritualnya, dan peran kulturalnya yang penting, tetap menjadi salah satu simbol utama dari identitas Bali yang kaya akan budaya dan kepercayaan.
Bagi penduduk setempat, gunung ini bukan sekadar geografi, melainkan jati diri dan warisan spiritual yang harus dijaga dan dihormati dengan penuh pengabdian. (*)