TOKYO, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Jepang sedang mempersiapkan proyek untuk mengirimkan tenaga surya dari luar angkasa ke Bumi pada tahun depan, mengikuti pencapaian serupa oleh Amerika Serikat.
Langkah ini penting dalam mengembangkan stasiun tenaga surya berbasis luar angkasa untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan memerangi perubahan iklim.
Koichi Ijichi dari Japan Space Systems menyampaikan rencana Jepang untuk demonstrasi orbital pembangkit listrik tenaga surya miniatur yang akan mentransmisikan energi secara nirkabel dari orbit Bumi rendah.
BACA JUGA:7 Ancaman dan Penipuan yang Perlu Diwaspadai Saat Menggunakan Telegram
Satelit kecil ini akan mentransmisikan sekitar 1 kilowatt daya dari ketinggian 400 kilometer, menggunakan panel fotovoltaik untuk mengisi baterai dan mengubah energi menjadi gelombang mikro yang dipancarkan ke Bumi.
Meskipun proyek ini masih dalam skala kecil, langkah ini menuju misi OHISAMA yang direncanakan diluncurkan pada tahun 2025.
Proyek ini didorong oleh kemajuan teknologi dan kebutuhan mendesak untuk energi bersih.
BACA JUGA:MediaTek Menggebrak Pasar dengan Dimensity 6300: SoC Kelas Menengah dengan Performa Lebih Tangguh
Dalam beberapa tahun terakhir, banyak proyek demonstrasi tenaga surya berbasis luar angkasa telah dikembangkan di seluruh dunia.
Meskipun ada tantangan teknis dan ekonomi, minat dan investasi dalam konsep ini terus meningkat.
Di masa depan, akan penting untuk memantau perkembangan teknologi ini dan mempertimbangkan dampaknya secara ekonomi, sosial, dan lingkungan.
BACA JUGA:Hasil MPL ID S13: Sang Raja Tunduk Pada Anak Dewa, AURA Bungkam Alter Ego
Dengan dukungan yang tepat, tenaga surya berbasis luar angkasa dapat menjadi bagian integral dari portofolio energi global di masa depan. (*)