RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Perselingkuhan seringkali dianggap sebagai perilaku yang dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor genetik.
Menurut penelitian yang diterbitkan oleh PLOS One, terdapat gen yang disebut sebagai "cheating gene" atau gen D4 polymorphism (DRD4 VNTR).
Gen ini bertanggung jawab dalam produksi hormon dopamin, yang terkait dengan suasana hati yang positif, kecanduan, dan tantangan.
Selain DRD4, gen AVPR1A juga diketahui memainkan peran dalam kepercayaan dan empati seseorang.
BACA JUGA:Tawuran Maut di Palembang Renggut Nyawa Pelajar, Enam Pelaku Ditangkap
Varian tertentu dari gen ini diyakini memiliki hubungan dengan kecenderungan untuk berselingkuh.
Namun, penting untuk diingat bahwa faktor genetik hanya satu aspek dari keinginan seseorang untuk berselingkuh.
Faktor lingkungan, ekonomi, sosial, dan psikis juga turut berperan.
Misalnya, jika seseorang tumbuh dalam lingkungan di mana perselingkuhan dianggap wajar, maka kemungkinan besar ia akan cenderung mewarisi pandangan tersebut.
BACA JUGA:Hasil MPL ID S13: EVOS Glory Berikan 'Telur' untuk Onic Esports
Namun, hal ini tidak berarti bahwa ia akan secara otomatis menjadi pelaku perselingkuhan.
Ketika seseorang melihat perselingkuhan di dalam rumah tangga orang tuanya, ia dapat bereaksi dengan dua cara: menjadi sangat setia dan menentang perselingkuhan, atau justru menganggapnya sebagai perilaku yang dapat diterima dan melakukannya sendiri di kemudian hari.
Meskipun faktor genetik dapat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk berselingkuh, bukan berarti bahwa mereka akan secara otomatis menjadi pelaku perselingkuhan.
BACA JUGA:Apa Penyebab Nomor 1 Perselingkuhan? Ternyata Ini Kata Para Ahli!
Komitmen pada hubungan, kesetiaan, dan menghindari kesempatan-kesempatan yang memicu perselingkuhan merupakan langkah-langkah penting untuk mencegah dan mengatasi perselingkuhan.