RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Desa Tanjung Kupang Baru, sebuah komunitas muslim yang teguh mempertahankan tradisi leluhur, kembali menunjukkan kekayaan budaya mereka yang khas.
Salah satu tradisi yang masih dipegang teguh hingga kini adalah ziarah kubur atau nyekar, terutama menjelang Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri.
Di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Tanjung Kupang Baru, warga berkumpul dengan penuh kekhusyukan.
Mereka datang dari kampung lainya, termasuk para pendatang baru yang baru saja pulang ke kampung halaman.
BACA JUGA:Kelezatan Roti Goreng Coklat: Resep Sederhana dengan Sentuhan Manis
Ziarah kubur di sini tidak hanya sekadar ritual mendoakan yang telah tiada, namun juga mencakup membersihkan makam.
Tradisi ini bukanlah sesuatu yang baru, melainkan turun-temurun dipertahankan hingga saat ini.
Walaupun ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja, namun tradisi ini lebih sering dilakukan menjelang Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri, serta sesudahnya.
Para warga tidak hanya melakukan ziarah sendirian, mereka juga mengajak sanak keluarga untuk ikut serta dalam ritual ini.
BACA JUGA:Takbiran: Tradisi Meriah Memperingati Hari Raya Berikut Tanggalnya
Salah satu warga, Joko, yang baru saja pulang ke kampung halaman setelah tinggal di tempat lain, menjelaskan bahwa nyekar adalah rutinitas tahunan baginya.
Selain mendoakan, membersihkan makam juga merupakan bagian dari ritual yang dilakukan.
Darwan, seorang warga lainnya, menekankan bahwa ziarah kubur atau nyekar menjadi momen penting untuk mengingatkan diri akan hakikat kematian.
Dia percaya bahwa kematian adalah suatu yang pasti, namun waktu kematian tidak ada yang tahu.
BACA JUGA:Prediksi dan Penetapan Hari Raya Idul Fitri 2024: Antara Pemerintah, NU, dan Muhammadiyah