MADRID, RAKYATEMPATLAWANG.DISWAY.ID - Real Madrid telah mengambil langkah tegas dengan mengajukan keluhan kepada Komite Disiplin Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF) terhadap wasit Juan Martinez Munuera yang mereka anggap telah mengabaikan insiden pelecehan rasial terhadap penyerang mereka, Vinicius Jr, dalam laporan pertandingan mereka melawan Osasuna pada Sabtu lalu.
Vinicius Jr, pemain tim nasional Brasil berusia 23 tahun, mencetak dua gol dalam kemenangan 4-2 Real Madrid di Stadion El Sadar, namun kegembiraan tersebut disertai dengan insiden pelecehan rasial yang dialaminya di lapangan.
Meskipun para pemain Madrid memperingatkan wasit tentang insiden tersebut saat terjadi, klaim Madrid menegaskan bahwa wasit secara sukarela dan sengaja menghilangkan hinaan tersebut dari laporan pertandingan.
Selain mengajukan keluhan kepada RFEF, Real Madrid juga telah mengambil langkah lebih lanjut dengan menyampaikan tuntutan ke kantor kejaksaan negara atas pelanggaran kebencian dan diskriminasi.
Tuntutan ini ditujukan kepada penggemar Atletico Madrid dan Barcelona atas dugaan nyanyian rasis yang ditujukan kepada Vinicius Jr.
Klub raksasa Spanyol tersebut menekankan bahwa mereka tidak akan mentolerir insiden pelecehan rasial dalam sepak bola.
Mereka menyerukan tindakan tegas dari pihak berwenang untuk memastikan bahwa kejadian serupa tidak lagi terjadi di masa depan.
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Gelar Operasi Pekat Gabungan Menjelang Ramadan
Real Madrid juga menegaskan bahwa tidak ada tempat bagi perilaku pelecehan rasial dalam olahraga, dan mereka berkomitmen untuk mendukung Vinicius Jr serta semua pemain lainnya yang menjadi korban kekerasan dan diskriminasi.
"Dengan mengutuk keras serangan kekerasan rasisme, diskriminasi, dan kebencian, Real Madrid menuntut agar tindakan yang diperlukan diambil untuk selamanya, guna memberantas kekerasan yang dialami pemain kami Vinicius Junior," tandas pernyataan resmi klub.
BACA JUGA:Membuka Sejarah dan Misteri Kampung Madras, Sebuah Kawasan Unik di Medan
Real Madrid secara konsisten mengambil langkah untuk melindungi pemain mereka dan memastikan bahwa sepak bola tetap menjadi tempat yang inklusif dan berbudaya bagi semua orang yang terlibat di dalamnya. (*)