Negara-Negara dengan Krisis Pria: Mengapa Pria Jadi Rebutan Wanita Cantik

Sabtu 03-02-2024,11:37 WIB
Reporter : Adi Candra
Editor : Adi Candra

Republik di Eropa Timur ini mengalami kesenjangan gender di mana populasi perempuannya mencapai 54%.

Terutama pada kelompok usia 30 hingga 40 tahun, ketidakseimbangan ini semakin terasa.

Lithuania menjadi satu lagi negara bekas Uni Soviet yang menghadapi tantangan dalam menjaga keseimbangan gender.

BACA JUGA:Penindakan Terhadap Pelanggaran Lalu Lintas di Empat Lawang: Satlantas Gencar Sosialisasi dan Tindak Tegas

Latvia

Negara ini juga mengalami penurunan populasi yang drastis, dengan rasio laki-laki dan perempuan mencapai 85%.

Meskipun demikian, Latvia terkenal sebagai negara dengan jumlah wanita cantik yang tinggi, menarik perhatian banyak orang.

Armenia

Sebagai pecahan dari Uni Soviet, Armenia memiliki populasi pria yang hanya mencapai sekitar 0,89% dari total perempuannya.

Dengan hanya 89 pria untuk setiap 100 perempuan, Armenia menjadi salah satu negara yang paling mengalami ketidakseimbangan gender.

BACA JUGA:Tanam Ribuan Pohon Ganja, Asmono Warga Desa Batu junggul Terancam Hukuman Seumur Hidup

Ketidakseimbangan gender bukan hanya statistik, tetapi juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan ekonomi suatu negara.

Dalam negara-negara ini, pria menjadi barang langka, dan para wanita cantik harus bersaing untuk mendapatkan pasangan hidup.

Mungkin suatu hari nanti, ketidakseimbangan ini akan mengarah pada perubahan dalam dinamika hubungan dan kehidupan masyarakat di negara-negara tersebut. (*)

Kategori :