Sebaliknya, Gattuso, pemain AC Milan terlihat menyentuh piala tersebut yang kemudian berujung pada kekalahan Rossoneri.
Meskipun mereka tampil kuat selama pertandingan, mereka akhirnya kalah dan gagal meraih gelar.
Kisah semacam ini kemudian menjadi bagian dari narasi seputar mitos tidak menyentuh trofi sebelum pertandingan.
BACA JUGA:Barcelona Menang 3-1 Atas Unionistas de Salamanca di Copa del Rey
Namun, perlu diingat bahwa hasil suatu pertandingan sepakbola dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk kualitas lawan, strategi permainan, dan performa pemain di lapangan.
Meski ada contoh-contoh yang mungkin mendukung mitos ini, itu tidak dapat dijadikan patokan mutlak.
Dalam perspektif psikologis, dampak dari keyakinan ini mungkin bervariasi antar individu dan tim.
Beberapa mungkin merasa terdorong dan percaya diri dengan mengikuti tradisi ini, sementara yang lain mungkin merasa tidak terpengaruh.
BACA JUGA:Borneo FC Tingkatkan Intensitas Latihan Demi Hadapi Persija Jakarta
Bagi sebagian pemain, ini mungkin hanya sebagai bentuk ritual tanpa makna khusus.
Dalam kesimpulan, mitos tidak menyentuh Piala UCL sebelum pertandingan adalah fenomena menarik dalam dunia sepakbola. Meski ada contoh tim yang menyentuh trofi dan berujung gagal sebagai pemenang, tidak ada bukti ilmiah yang kuat mendukung klaim ini.
Mitos ini tetap menjadi bagian dari warisan budaya sepakbola, memberikan nuansa mistis yang mewarnai kompetisi.
BACA JUGA:Lois Openda Diperbincangkan oleh Empat Klub Papan Atas
Hanya waktu yang akan menentukan apakah mitos ini akan terus bertahan atau perlahan-lahan menghilang dalam sejarah sepakbola. (Rel)