BACA JUGA:Keunikan dan Tantangan Bahasa Burung, Desa Kuskoy di Medan Terjal
Ruangan-ruangan dengan luas sekitar 10 hingga 14 m persegi ini terdiri dari kandik (tempat penyimpanan gandum dan gandum), karsyak (kompor tanah liat untuk memasak), dan area tidur.
Selain itu, mereka beranggapan rumah yang memiliki ukuran lebih kecil akan memerlukan jumlah bahan yang lebih sedikit sehingga upaya yang diperlukan juga lebih sedikit.
BACA JUGA:Keunikan dan Tantangan Bahasa Burung, Desa Kuskoy di Medan Terjal
BACA JUGA:Tradisi Laut Yang Unik, Kemampuan Luar Biasa Suku Bajo, Menyelam 70 Meter Selama 13 Menit
Di samping itu, walaupun ruang dalam rumah lebih terbatas, rumah-rumah yang lebih kecil dianggap lebih efisien dalam pemanasan dan pendinginan dibandingkan dengan yang lebih besar.
Ukuran yang lebih kecil juga memudahkannya berintegrasi dengan lanskap sekitar atau kamuflase, menjadikannya lebih sulit untuk dijadikan target oleh penjajah.
BACA JUGA:Provinsi Bengkulu, Menyingkap Keunikan dan Kecantikan Alam Indonesia
BACA JUGA:Fakta Unik Stasiun Klakah, Stasiun Tertua dan Terbesar di Lumajang
Rumah-rumahnya tetap mempertahankan karakteristik arsitektur neolitik dan warna-warnanya masih sama seperti pada masa lalu, berfungsi sebagai penyamaran terhadap penjajah.
Berkat warnanya yang khas, menjadi sulit untuk melihat desa ini dari jarak jauh.
BACA JUGA:Wow! Ada Monyet Ekor Panjang di Lembah Harau? Pengalaman Unik yang Wajib Dicoba!
BACA JUGA:Tradisi Unik di Kabupaten Lahat, Ndodol ala Emak-emak di Tanjung Sakti
Selain itu, desa Makhunik juga memiliki warisan budaya yang kaya.
Tradisi seni kerajinan tangan mereka, terutama dalam pembuatan barang dari tanah liat, adalah keahlian yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
BACA JUGA:Uniknya Ayam Kate Kecil dan Imut, Miliki Segudang Manfaat