Pada masa VOC, wilayah ini menjadi bagian dari Pemerintahan Sumatra's Westkust.
BACA JUGA:Polres Empat Lawang Berhasil Mengungkap Kasus Narkotika di Desa Ulak Mengkudu
Perjalanan Administratif dan Masa Pendudukan Jepang
Perkembangan administratif dan politik Belanda memengaruhi struktur wilayah Sumatera Barat.
Selama pendudukan Jepang, provinsi ini dikenal sebagai Sumatora Nishi Kaigan Shu.
Setelah perang, Sumatera Barat bergabung dalam Provinsi Sumatera yang akhirnya dibagi menjadi beberapa provinsi pada tahun 1949.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Warteg! Tegal, Kota Asal Mula Warung Tegal yang Mendunia - Jejak Sejarah Kota Bahari
Keanekaragaman Suku dan Bahasa
Mayoritas penduduk Sumatera Barat adalah suku Minangkabau, sementara daerah tertentu dihuni oleh suku Mandailing, suku Batak, suku Jawa, dan imigran keturunan Suriname.
Bahasa Minangkabau menjadi bahasa umum sehari-hari, dengan dialek khas di berbagai daerah.
Keanekaragaman etnis dan bahasa menciptakan mozaik budaya yang memukau di provinsi ini.
BACA JUGA:Bukan Sekadar Warteg! Tegal, Kota Asal Mula Warung Tegal yang Mendunia - Jejak Sejarah Kota Bahari
Saat Ini dan Tradisi Minangkabau
Sumatera Barat terdiri dari berbagai kota dan kabupaten, masing-masing dengan ciri khasnya.
Meskipun berkembang secara modern, masyarakat Minangkabau tetap memegang teguh adat yang didasari oleh hukum Islam, mencerminkan kekayaan budaya yang terus hidup hingga saat ini. (*)