Sejarah Pekalongan mencatat fase-fase pembaharuan pemerintahan, mulai dari VOC hingga kolonial Hindia Belanda.
Sistem pemerintahan oleh orang pribumi tetap dipertahankan, dengan penguasa pribumi mendapatkan gelar Regant (Bupati) di bawah pengaruh Belanda.
Perubahan signifikan terjadi pada abad XIX dengan Undang-Undang tahun 1954, yang membagi Jawa menjadi beberapa Gewest/Residensi.
Hal ini menciptakan struktur pemerintahan baru yang mencakup afdelling, distrik, dan onderdistrict.
BACA JUGA:Tragedi dan Kemenangan, Perang Mangkubumen yang Membentuk Identitas Kabupaten Sragen!
Kota Pekalongan tidak hanya sebuah tempat di peta, melainkan kisah hidup yang penuh warna dari seni batik hingga keberagaman budaya dan agama.
Dengan pelabuhan perikanan sebagai jantung ekonominya, kota ini terus berkembang sambil memelihara identitasnya yang kaya akan sejarah. (*)